Selasa, 28 Oktober 2014

Upacara Peringatan Sumpah Pemuda

Pagi itu, ceritanya saya setiap hari selala mendapatkan tugas untuk piket di tempat PPL. Dan seperti selalsa sebelumnya, mesti ditinggal piket sendirian saja. Sudah sedikit terlambat karena masih malas mandi kalau terlalu pagi. Jadi sekitar pukul 6.00 Pagi saya mandi dan persiapannya butuh waktu kurang lebihnya 10 menit. Sekitar pukul 6.10 saya berangkat dari kontrakan ke tempat PPL.

Sampai disana saya hanya sendiri, pak Afif yang juga piket pada hari itu malah datang siang dan sangat terlambat. Haduh pak Afif, bukan minggu ini saja, tapi hampir setiap selasa anda itu tidak pernah jaga di depan gerbang masuk. Memang sih tadi membantu saya pada pukul 6.40 an.

Mohon maaf pak Afif, bukan saya marah pada anda, tapi kesadaran dan tanggungjawab itu utama. Kita sama belajarnya yak, apalagi bisa dibilang minggu ini anda dan saya sudah masuk minggu terakhir memberikan piket di tempat PPL ini.

Memang kemarin disekolah ini ada tim pemantau adiwiyata dari pusat dan BLH atau badan lingkungan hidup baik di kota dan di pusat mengunjungi SMP Negeri 15 Malang.

Gambar sebelah bukan bearti yang berdiri adalah pengusa dan yang duduk adalah si budak yak hhhee...
Tapi kalau bisa bertukar saya mau duduk saja, karena kalau berdiri kurang lebih 1 jam sangat lelah apalagi yang namanya lutut itu serasa seperti apa. hhee


foto: pak gatot membacakan teks Pancasila

Upacara berjalan seperti biasanya, hanya saja kali ini dilaksanakan dalam rangka Peringatan Hari Sumpah Pemuda. Saya dan para mahasiswa/i PPL yang berada di sekolah ini turut mengikuti jalannya upacara.
Kali ini saya akan menyampaikan beberapa tulisan mengenai Sumpah Pemuda yang terjadi pada 28 Oktober 1928. Karena pada saat upacara tadi Pembina Upacara sudah mantap menyampaikan materi sumpah pemuda, mungkin bisa diakui karena beliau lulusan dari Seni Budaya, jadi wajarlah hhee
Dan amanah yang disampaikan lebih cenderung pada adiwiyata kemarin dan sikap yang tidak baik dari siswa yang ada di SMP Negeri 15 Malang.

SUMPAH PEMUDA
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku, Bertumpah Darah Satu Tanah Air Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku, Berbangsa Satu Bangsa Indonesia
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku, menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia

Mari kita bahas sesama makna dan hakikat dari sumpah pemuda ini. Sumpah kalau dalam pikiran hemat saya itu janji suci dan tulus dalam hati yang dilakukan dengan penuh kerelaan jiwa dan raganya. Sumpah merupakan giroh suci yang mampu mendorong manusia untuk hidup dengan nuansa optimisme didalamnya. 
Sumpah merupakan janji suci dan sakti yang terucap dalam bibir manusia dan diucapkan dengan penuh kesadaran juga tanggungjawab.

Pemuda kalau dalam hemat saya itu masa dimana mereka sangat agresif, sensitif dan ingin melakukan segala sesuatunya dengan cepat tanpa ada pemikiran ulang atas perbuatanya. Pemuda itu manusia dengan rentan usia kurang lebih 14 tahun sampai pada usia 40 tahun, menurut saya seperti itulah masuk kedalam kriteria pemuda. Pemuda itu mereka yang memiliki semangat juang tinggi dalam mengisi kemerdakaan dengan hal yang positif, mengisi dengan belajar, bekerja dan beriman kepada sang penciptanya. Pemuda itu saya yang sedang menulis dan mencoba medifinisikan. Pemuda itu mereka yang masih punya kemauan untuk bangkit apabila ada permasalahan mereka.

Secara pemaknaan Sumpah Pemuda yang demikian, kalau makna dan kandungan didalamnya memuat 3 unsur. Pertama, Bahwa keinginan para pemuda dahulu dengan kondisi yang masih terjajah oleh bangsa kolonial untuk membangkitkan dan maju bersama dalam memperjuangkan hak-hak mereka untuk bangsa dan bernegara, sekalipun darah harus tertumpah untuk negeri ini. Kedua, sebelum terbentuknya negara jauh lebih dahulu bangsa Indonesia sudah lahir dan hidup. Faktor persamaan sejarah dalam perjuangan mereka, utamanya dalam semangat memperjuangankan kemedekaan bangsa, adapula persamaan cita-cita dalam masyarakat yang ada di suatu bangsa yang membuat para pemuda inginkan persatuan dalam mencapai cita-cita dengan kebulatan tekat yang sama, penuh ambisi positif untuk satu bangsa. Sedikitnya seperti itu kalau saya memaknai makna sumpah pemuda yang kedua. Dan Ketiga, merupakan hadiah paling besar dari orang jawa, karena kalau kita lihat bersama pada tahun 1928 di seluruh penjuru Nusantara yang lebih domminan adalah pemuda jawa, akan tetapi yang menjadi pertanyaan kenapa malah Bahasa Indonesia yang digunakan warisa dari bangsa melayu yang hanya beberapa km saja wilayahnya sebelah utara yang berdekatan dengan aceh disana. Para pemuda Jawa tentunya memiliki rasa toleransi tinggi dan pemberian hadiah tertinggi kepada bangsa yang besar ini. Ada orang sunda, batak, madura, banjar, betawi, jawa dan lainnya, akan tetapi pilihan mereka jatuh kepada bahasa warisan negeri melayu. 

Semangat yang esensi dari sumpah pemuda yakni untuk menyatukan dan menyuarakan bahwa kita sebagai Generasi Pemuda penerus bangsa untuk tetap satu, tanpa terpecah belah meski kita pada hakikatnya berbedaa. "kuwi lho bedo, tapi satu rek"
Berbeda itu angugerah Tuhan Yang Mana Esa diberikan di Negara Indonesia.

 foto: para pemuda kita
SELAMAT HARI SUMPAH PEMUDA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar