Jumat, 24 Oktober 2014

Hati Nurani sebagai Cermin Etika Manusia



 Judulnya, saya mau ngeshare makalah filsafat moral dahulu



BAB I
PENDAHULUAN

A.            Latar Belakang
Filsafat sistematik memiliki tiga cabang utama: ontologi, epistemologi dan aksiologi. Aksiologi memiliki cabang-cabang, diantaranya adalah: etika. Etika sebagai filsafat mempertanyakan: tentang yang harus atau tidak boleh dilakukan, tentang yang baik dan yang buruk untuk dilakukan. Ada perbedaan antara etika dengan moralitas. Etika adalah sebuah refleksi kritis dan rasional tentang nilai, ajaran dan pandangan-pandangan moral. Moralitas adalah ajaran yang berlaku di masyarakat, yang menjadi obyek kajian etika. Sumber moralitas macam-macam, ada yang berasal dari akal, dari agama, dari hukum, dan dari kebiasaan yang dikembangkan. Dan tak lepas pula peran hati nurani; hati nurani ikut serta menentukan wujud dan arah moralitas. Sebab itu hati nurani merupakan salah satu obyek kajian filsafat Etika dan cermin diri dari manusia.

B.            Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan diatas, penulis dapat memetik rumusan masalah sebagai berikut:
1.      Apa pengertian hati nurani?
2.      Apa fungsi dari hati nurani?
3.      Bagaimana pembinaan hati nurani?
4.      Apa ciri khas dari hati nurani?
5.      Apa sajakah macam-macam hati nurani?
6.      Apa pengertian dari etika?
7.      Bagaimana hubungan hati nurani dengan cermin etika manusia?

C.            Tujuan Perumusan
Berdasarkan rumusan masalah yang dijelaskan diatas, maka penulis dapat menarik tujuan perumusan sebagai berikut:
1.      Untuk mengetahui makna hati nurani.
2.      Untuk mengetahui fungsi hati nurani.
3.      Untuk mengetahui apa saja pembinaan hati nurani.
4.      Untuk mengetahui ciri khas hati nurani.
5.      Untuk mengetahui apa sajakah macam-macam hati nurani.
6.      Untuk mengetahui makna dan pengertian dari etika.
7.      Untuk mengetahui hubungan hati nurani dengan cermin etika manusia.





BAB II
PEMBAHASAN

A.            Hati Nurani
Dalam bahasa Inggris, hati nurani artinya consciece. Kalau kata consciece diterjemahkan  maka artinya menjadi suara hati, kata hati atau hati nurani. Berdekatan dengan kata conscience, ada kata conscious. Conscious artinya sadar, berkesadaran, atau kesadaran. Disamping kedua kata ini, ada satu lagi yang berdekatan maknanya yaitu intuition, intuition artinya gerak hati, lintasan hati, gerak batin.
Hati nurani adalah kemampuan atau fakultas yang membedakan apakah salah satu dari tindakan apakah benar atau salah. Rasa moral tentang yang benar dan yang salah, terutama karena akan mempengaruhi tingkah laku sendiri; Kesadaran; berpikir; kesadaran, terutama kesadaran diri. Kesadaran juga berarti peran kognitif diri yang memperjelas secara sadar di mana diri kita saat ini dan bagaimana situasi lingkungan kita. Kajian-kajian yang mendalam tentang hal ini dapat kita telusuri lebih jauh terutama di dalam sains psikologi.
Hati nurani merupakan penerapan kesadaran moral yang tumbuh dan berkembang dalam hati manusia dalam situasi konkret. Suara hati menilai suatu tindakan manusia benar atau salah , baik atau buruk. Hati nurani tampil sebagai hakim yang baik dan jujur, walaupun dapat keliru. Dalam hati, manusia sebelum bertindak atau melakukan sesuatu , ia sudah mempunyai kesadaran atau pengetahuan umum bahwa ada yang baik dan ada yang buruk. Setiap orang memiliki kesadaran moral tersebut, walaupun kadar kesadarannya berbeda-beda. Pada saat-saat menjelang suatu tindakan etis, pada saat itu kata hati akan mengatakan perbuatan itu baik atau buruk. Jika perbuatan itu baik, kata hati muncul sebagai suara yang menyuruh dan jika perbuatan itu buruk, kata hati akan muncul sebagai suara yang melarang. Kata hati yang muncul pada saat ini disebut prakata hati.
Pada saat suatu tindakan dijalankan, kata hati masih tetap bekerja, yakni menyuruh atau melarang. Sesudah suatu tindakan, maka kata hati muncul sebagai “hakim” yang memberi vonis. Untuk perbuatan yang baik, kata hati akan memuji, sehingga membuat orang merasa bangga dan bahagia. Namun, jika perbuatan itu buruk atau jahat, maka kata hati akan menyalahkan, sehingga, orang merasa gelisah, malu, putus asa, menyesal.

B.            Fungsi Hati Nurani
Fungsi hati nurani bermanfaat juga berfungsi sebagai pegangan, pedoman, atau norma untuk menilai suatu tindakan, apakah tindakan itu baik atau buruk.
A.       Hati nurani berfungsi sebagai pegangan atau praturan-peraturan konkret di dalam kehidupan sehari-hari dan menyadarkan manusia akan nilai dan harga dirinya.
B.        Sikap kita terhadap hati nurani adalah menghormati setiap suara hati yang keluar dari hati nurani kita.
C.       Mendengarkan dengan cermat dan teliti setiap bisikan hati nurani.
D.       Mempertimbangkan secara masak dan dengan pikiran sehat apa yang dikatakan hati nurani.
E.         Melaksanakan apa yang disuruh hati nurani.

C.            Pembinaan Hati Nurani
Tujuan pokok pembinaan hati nurani adalah hati nurani yang secara subyektif dan obyektif benar. Dengan hati nurani yang baik dan benar, seseorang akan selalu terdorong untuk bertiandak melakukan kehendak Tuhan dan menuruti norma-norma moral obyektif. Pembinaan hati nurani tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan seseorang tentang kebenaran dan nilai-nilai, ataupun kemapuan untuk memecahkan dilema moral, tetapi juga harus memasukkan ke dalamnya pembinaan karakter moral seseorang secara lebih penuh. Pembinaan hati nurani merupakan upaya yang hakiki agar manusia lebih mampu hidup dan bertindak sesuai dengan bisikan hati. hati nurani yang bisa dipertanggung jawabkan secara moral. Melalui pembinaan hati nurani, manusia diharapkan bisa terhindar dari kesesatan dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
Pembinaan Hati Nurani penting sebab menjaga sikap dan moralitas dari manusia untuk selalu hidup terhormat dan bahagia dengan pantulan dan cerminan kata hati yang tergambarkan dalam kata hati setiap individu manusia. Dan dari pembinaan tersebut manusia mampu menerapkan dalam setiap kehidupan agar menjadi bijak dan mulia antar semsama sebab binaan yang baik tentang nilai-nilai kebenaran.

D.           Ciri Khas Hati Nurani
Ciri khas dari suara hati nurani adalah ia tidak dapat ditawar dan hanya sepintas keluarnya dengan atau tanpa disadari, ini berlaku mutlak. Mutlak di sini mempunyai arti ia tidak dapat ditawar melalui pertimbangan-pertimbangan dalam bentuk apapun. Hal itu disebkan karena suara hati nurani merupakan suara dari Maha Mutlak.
Tempat berkumpulnya bagi mereka yang hatinya bersih dan tak bernoda dan tempat mengingat Tuhan itulah Hati Nurani. Suara hati adalah suara halus yang murni datang langsung dari kesadaran sang Hidup yang ada dalam diri kita yang paling dalam yang bersih dan jujur, tanpa adanya pertimbangan dalam memberikan jawaban. Suara hati ini tidak akan keluar jika hati nurani manusia di isi dengan rasa dendam dan kebencian yang terjalin baik secara vertikal dan horizontal.

E.            Macam-macam Hati Nurani
Hati nurani disini dapat dibedakan menjadi dua yakni hati nurani retrospektif dan hati nurani prospektif.
a.         Hati nurani retrospektif
Hati nurani retrospektif memberikan penilaian tentang perbuatan-perbuatan yang telah berlangsung dimasa lampau.hati nurani ini seakan-akan menoleh ke belakang dan menilai perbuatan-perbuatan yang sudah lewat.ia menyatakan bahwa perbuatan yang telah dilakukan itu baik atau tidak baik.dan hati nurani dalam arti retrospektif  menuduh atau mencela,bila perbuatannya jelek dan begitu pun sebaliknya , memuji atau memberi rasa puas, bila perbuatannya dianggap baik. Jadi hati nurani ini merupakan semacam instasi kehakiman dalam batin kita tentang perbuatan yang sedang berlangsung.

b.         Hati nurani prospektif
Hati nurani prospektif  melihat ke masa depan dan menilai perbuatan-perbuatan kita yang akan datang. Hati nurani dalam arti ini mengajak kita melakukan sesuatu yang lebih banyak mengatakan  “jangan” dan melarang untuk melakukan sesuatu. Disini pun aspek negatif  yang lebih mencolok

F.             Etika
Secara etimologis (bahasa) “etika” berasal dari kata bahasa yunani ethos. Dalam bentuk tunggal, ethos berarti tempat yang biasa, pandangan rumput, kandang, kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara berpikir. Dalam bentuk jamak, ta etha bearti adat kebiasaan. Dalam istilah filsafat, etika berarti ilmu tentang adat kebiasaan. Dalam kamus besar bahasa indonesia, etika adalah ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak. Etika dibedakan dalam tiga tentang asas-asas akhlak. Etika di bedakan dalam tiga pengertian pokok, yaitu ilmu tentang apa yang baik dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak, dan nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat
.
G.           Hubungan Hati Nurani dengan Etika Manusia
Hati nurani merupakan cerminan dari diri manusia yang bersumber dari hati manusia yang mengatakan tentang seharusnya yang baik dan benar. Sedangkan etika memberikan wawasan kepada kita bahwasannya kebiasaan, adat, akhlak, perasaan, cara berpikir merupakan sifat yang dimiliki manusai untuk mendapatkan asas-asas akhlak yang baik.
Kebiasaan, adat, akhlak dan perasaan yang baik merupakan cerminan dari kata hati dan hati nurani manusia yang semuanya menjadi cerminan dari etika manusia untuk hidup sempurna di dunia dan akhirat. Hubungan yang subtansial terdapat pada kebaikan yang menjadi kajian keduanya agar hidup manusia lebih indah, walaupun terkadang kata hati kita memberikan gambaran tentang keburukan keadaan tentang sosial dunia. Memilah-milah mana yang menjadi keharusan baik dan buruk dari manusia. Baik buruk di telaah oleh hati nurani sedangkan etika membahas tentang akhlat. Sehingga antara hati nurani dan etika sama membahas tentang kebaikan cermin manusia.      
DAFTAR PUSTAKA

K. Bertens, Etika , Jakarta, Gramedia Pustaka Utama, 2007

Mufid, Muhamad. 2009. Etika dan Filsafat Komunikasi. Jakarta. Kencana Prenada Media Group.

            Suriasumantri, Jujun S. 2007. Filsafat Ilmu: Sebuah Pengantar Populer. Jakarta. Pustaka Sinar Harapan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar