Selasa, 31 Maret 2015

Gerimis, Bola Pijar dan Jutaan Harapan

Gerimis kala itu mengingatkan saya akan 4 tahun yang lalu sewaktu saya masih di bangku sekolah, mendapatkan motivasi dari kakak tingkat untuk menuliskan 100 target yang akan dicapai dalam kehidupan. Belia berucap “tuliskan 100 tergetmu dalam bentuk nyata, jangan diangan-angan, karena kamu bisa lupa”. Bodohnya kala itu, saya juga menuliskan harapan yang tak jelas arahnya, layaknya anak TK yang diperbudak dengan harapan dan harapan. Gerimis kala itu mengajarkan saya untuk berfikir akan alam dan kehidupannya, kadang hidup itu mengalir bagaikan aliran air, kadang tenang, dan kadang kala berguncang. Semua fenomena itu adalah peristiwa ilahi yang lumrah adanya. 

Gerimis dengan bola pijar 40 watt dalam gudang busuk memberikan formula tersendiri untuk merenungkan hal pasti, kadang realitas hari ini menjadikan saya lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan. Terhantui oleh harapan kadang membingungkan dan membelenggu pikiran hingga akhirnya depersi berkelanjutan terjadi. Sejenak saya berbicara dengan bola pijar, saya padangi dia dari kegelampan cahaya malam. Lalu bertanya, kenapa dunia ini sedemikian kompleks? Apa saya yang salah menilai dunia? Apa saya yang terlalu bodoh menelusuri dunia? Atau dunia sendiri yang membodohkan dirinya lantas saya pun ikut pada kebodohannya. 

Senin, 30 Maret 2015

Aku dan Perjuangan memakai Toga

Glipang

Cerita yang saya bawakan ini hasil dari pengalaman pribadi yang saya alami pada saat melangkah menjadi mahasiswa pada tingkat akhir. Masa dimana yang lain disibukan dengan tugas akhir untuk mendapatkan gelar sarjana yang lazim didengar masyarakat dengan julukan skripsi. Saya pun mengalami hal yang demikian, sama dengan mahasiswa yang lain. Proses panjang tidak jarang saya jalani dan lalui dengan ikhlas. Kendala dan tekananpun banyak dialami. Sedikitnya saya menyelesaikan skripsi yang saya buat dalam jangka waktu yang terbilang panjang dan lama. Selama 4 bulan saya melakukan penelitian dan selama itu pula saya mendapati banyak kendala. Kendala yang saya hadapi sebenarnya adalah kendala klasik yang semua orang rasa sudah tidak lazim lagi untuk didengar; Malas. Saat melihat layar komputer dan duduk termenung dengan tumpukan banyak buku membuat saya  lebih banyak frutasi dan ingin segera beralih dan beranjak pergi, entah kenapa spirit dan dorongan untuk menulis sangat susah. Apalagi menulis dengan gaya bahasa yang formal dan sesuai dengan kaidah dan aturan yang sudah ditentukan dalam perguruan tinggi. 

Tepat pada bulan november saya mulai menuliskan hasil tuntutan akhir dalam kuliah. Perjuangan saya mulai dengan menuliskan proposal skripsi, dalam jangka waktu yang lumayan singkat dan dengan kemauan yang besar karena mendapatkan tekanan dan motivasi dari dosen pembimbing sehingga saya pun beranjak bangkit untuk menulis. Semua tulisan yang saya tuliskan dalam bahasa yang baku dan formal dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, tidak jarang saya pun belajar. Bentuk coretan dan kritikan sangatlah banyak, bukan bearti ini adalah tuntutan saya untuk menyerah dan putus asa. Pada jangka waktu kurang lebihnya 2 minggu akhirnya proposal yang saya buat mendapatkan lampu hijau walaupun tidak mendapatkan restu resmi yang berupa ACC tapi saya memberanikan diri untuk membuat surat penelitian dan melakukan penelitian di bulan itu, meski dalam pikiran saya masih belum ada gambaran jelas bagaimanakah yang saya harus lakukan. Pemikiran yang saya lakukan kala itu bisa dikatakan instan, tindakan yang saya lakukan banyak. Alhamdulillah, benar pepatah orang yang mengatakan bahwa usaha tidak pernah mengkhianati takdirnya. Saya pun setelah mendapatkan surat ijin dari Perguruan tinggi untuk mengunjungi tempat penelitian melakuakn tindakan untuk melajutkan penelitian dan meminta surat di bangkesbangpol di Kabupaten Probolinggo. Selama kurang lebihnya satu minggu saya tinggal dirumah dan mendapatkan hasil yang memuaskan, surat penelitian saya dapatkan. Secara de facto saya resmi mendapatkan ijin penelitian dari perguruan tinggi dan pemerintah kabupaten Probolinggo. Memasuki akhir bulan November, motivasi saya mulai surut dan kembali tidak tenang. Banyak agenda untuk jalan jalan yang menjadikan faktor utama saya mulai lupa akan skripsi, dan sejenak saya tinggalkan. Sempat mendapatkan komentar dari pembimbing saya, yang berucapa kalau teman kamu sudah ada yang mendaftarkan untuk sidang, sedangkan kamu kapan mau sidang. Sebenarnya saya sudah tidak berniat lagi, semenjak ada kendala dalam penelitian untuk melanjutkan dan menuliskan sehingga lulus dengan tempo waktu yang singkat. 

Aku dan Mereka yang telah Sarjana

selamat Abu Supyan, S.Si
Mahasiswa? Iya, sandangan status sosial dalam masyarakat buat mereka yang sedang belajar di bangku perkuliahan atau disebut perguruan tinggi.

Perjuangan tidak berhenti pada titik dimana kita sudah merasa berkecukupan dengan prestasi dan ilmu yang sudah di dapatkan dalam bangku sekolah, akan tetapi masih banyak galian ilmu yang belum diketahui sehingga keinginan untuk melanjutkan ke peruguran tinggi itulah landasan dan dasar kepemikiran kami.

Pertama, saya ucapkan selamat untuk teman SMA, Abu Supyan yang sekarang telah resmi menggunakan gelar Sarjana Sains. Kemarin telah wisuda bersama Della dari jurusan Hukum di Universitas Brawijaya. Saya bercerita sedikit mengenai lulus dan wisuda, proses yang panjang terjadi selama menjadi mahasiswa. Kalau kalian belum mendapatkan lika liku selama menjadi mahasiswa bearti masa selama menjadi mahasiswa anda kurang beruntung. Karena tidak semua orang berkesempatan untuk mendapatkan sandangan status dimasyarakat yang bergelar mahasiswa. Boleh kegiatan dalam perkuliahan yang bersifat non akademik di ikuti, tapi ingat akan komitmen awal pada saat anda ijin dengan orang tua yakni untuk belajar dan menampung ilmu semasa di perkuliahan. Sederhana sebenarnya dalam kampus, bahkan semua kampus. Jadilah mahasiswa yang baik, rajin dan tanggungjawab akan semua yang ada dan dibebankan kepada kita sebagai mahasiswa.

Minggu, 22 Maret 2015

Candi Jabung Paiton Probolinggo

candi jabung
Candi dianggap sebagai tempat untuk bertapa, menyendiri dan pesan religius yang di dapatkan untuk selalu merenungkan kesalahan yang sudah terjadi. Fakta sejarah menjelaskan, bahwasanya candi Jabung merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah dari kerajaan majapahit yang sempat hidup dan tinggal di Probolinggo tepatnya di kawasan Paiton.

Candi jabung merupakan candi kecil yang ukuruannya 35x40 meter dengan bahan dari batu bata yang ditumpuk tanpa adanya semen yang melekatkan antara satu bata dengan bata yang lainnya, mendapatkan hasil nila estetika. Candi jabung didirikan pada tahun 1276 C (saka) atau sekitar tahun 1354 masehi. Pemeluk agama masyarakat pada masa kejayaan majapahit yakni Hindu Budha.

Sunset di Probolinggo

senja di sawah, Probolinggo
Sunset itu saya artikan terbenamnya matahari dikala sore hari, lawan dari sunrise. Ditulisan sebelumnya, saya menuliskan bahwasanya di Problinggo lebih nampak dan banyak sunrise daripada sunset? akan tetapi kenyataanya masih ada yang namanya sunset di daerah kecil sebelah utara Provensi Jawa Timur.

Sore hari menjadi salah satu moment yang baik untuk mengabadikan gambar, sore hari waktu yang indah untuk merenungkan sesuatunya, sore hari waktu yang tepat untuk bersantai dan rileks bersama keluarga, dan sore hari waktu yang indah untuk berbicara dengan sang Ilahi. Kalla sore tiba, menatap jingga di ujung bara dunia serasa teduh hatinya. Kalla awan dan matahari yang bercampur dalam garis rutan merah, membuat mata tenang dan abadi dalam ingatan.

Masih tentang Gunung Bentar Probolinggo

Traveling memang dibutuhkan bagi setiap manusia untuk menghilangkan raa bosan dalam urusan kerja, kuliah dan belajar.

Hari ini saya akan membahas perjalanan ke gunung bentar, sebuah obyek wisata yang lumayan untuk dipamerin foto-fotonya sebab asik dan memiliki nilai seni fotografi.

Kemarin, tepatnya sore hari saya diajak teman untuk mengambil gambar di Gunung Bentar, kalau saya yang sudah biasa karena rumah yang tidak jauh dari Pantai dan Gunung Bentar merasa bosan dengan keadaan dan lingkungan sekitarnya, terlalu sering dikunjungi jadi bukan obyek wisata lagi. Perjalanan dimulai dari rumah dengan menggunakan sepeda ontel, karena medan yang dilalu di Gunung Bentar lumayan ekstrim sehingga memutuskan untuk menggunakan sepeda ontel. Perjalanan tidak jauh dari rumah, ditempuh dalam waktu 10 menitan, rumah saya berada di sebelah timur dari obyek wisata pantai dan gunung Bentar, yakni Desa Curahsawo. Masih belum ada biaya yang dibutuhkan untuk masuk ke dalam obyek wisata ini, alias gratis. Kemarin sore saya dikejutkan dengan banyaknya jumlah Pengunjung yang ada di gunung bentar ketimbang di pantai bentarnya. Berawal dari postingan di media sosial yang berujung pada ramainya pengunjung yang ingin ikut untuk mengabadikan moment di Gunung Bentar. Bagi orang sini mah sudah biasa. Bosen iya, setiap hari sudah jadi penghidupan.

Rabu, 18 Maret 2015

Tuntas Sidang Skirpsi

jadwal ujiannya
Perlu kita sepahami bersama, bahawasanya perjuangan dan usaha manusia tidak akan beda dengan takdir dan hasil yang akan berbuah dari proses dan perjuanganya.

Proses penyelesaian skripsi untuk mendapatkan gelar Sarjana tidaklah semudah membuat makalah ataupun proposal kegiatan yang sedikit sudah mendapatkan ACC atau persetujuan dari dosen pembimbing atau dosen pengampuh mata kuliah. Proses yang terjadi atau dialami mahasiswa saat menghadapi skripsi sungguh banyak. Proses ujian sesungguhnya ada pada saat bimbingan setiap harinya dengan dosen pembimbing. Ujian batin dan ujian mental utamanya, tidak jarang saat konsultasi dengan pembimbing mendapatkan cacian dan makian, serta motivasi yang membangkitkan. Tapi semua yang dilakaukan itulah proses yang seharusnya dinikmati dalam setiap inchinya, di ingat dan di ingat sebagai memory bahwasanya perjuangan sungguh menuai hasil yang sepadan. Benar ucapan sebelumnya, saat saya masih belum mencapai level atas dalam status ke Mahasiswaan saya yang mengatakana bahwa dosen pembimbing memilki pengaruh terhadap kelulusan skripsi mahasiswanya, sebenarnya dari rank jika di berikan grade, itu cuma pada level 4 saja menurut hemat saya. Utama dari penggarapan dan penyelesaian skipsi itu ada pada setiap individunya, rasa malas utamanya, sering terjadi dalam individu yang asik dengan skirpisnya. Rasa malas datang dari segala penjuru, kadang titik jenuh saat berfikir untuk mengutarakan pendapatnya dalam bentuk tulisan ilmiahpun terjadi. Bagi saya pribadi, penelitian dari skripsi tidaklah berguna apabila data yang kalian peroleh itu tidak dituangkan dalam bentuk tulisan dan bahasa ilmiah. Jadi, setelah penelitian yang harus kalian lakukan para pejuang skripsi, tulislah hasil data datamu, itu bahan mentah yang harus disesuaikan dengan format ilmiah dalam keilmuah kalian. Doa, ingta terkesan sepele dan terdengar ungkapan pasrah dan menyerah apabila kita mendengar istilah doa. Beda, janganlah sungkan untuk meminta doa ke teman kalian sebagai wujud suport dan keistimewaan doa. Doa orang tua, dan doa pribadi utamanya. Urusan ilahi memang ada dalam dunia nyata, tidak menututupi kemungkinan kemudahan datang dengan iringan doa yang telah kalian pinta dan mohon kepada sang Ilahi. Percaya atau tidak? silakan, akan tetapi saya telah membutikannya.

Minggu, 15 Maret 2015

Pemuda dan Kabar Buruk

benarkah lagi berfikir?
sepengetahuan saya, yang namanya pemuda itu jiwanya pendobrak, pemikir, dan cepat karena optimisme ambisiusnya. Tapi kok malah kabar buruk yang ada?

Pemuda hari ini masuk pada zona kritis, kritis dalam pemikiran, kritis dalam tindakan dan kritis hampir dalam segala hal. Sikap indvidualisme mulai masuk dalam semangat pemuda hari ini, kabar buruknya, mereka malah berbangga dengan kondisi yang dialaminya. Senang senang dan kumpul dengan teman dan sehabatnya tanpa berfikir akan apa yang selanjutnya terjadi, kadang pemuda sepatutnya memberikan seputar peubah pada masyarakat. Sebab, semangat yang tinggi di intervensi sedikit langsung menggembu dan sebagainya. Fact, hari ini sangat prihatin tak jauh dari pemuda masa kini hanya dihuni oleh orang yang gemar berfoto wajah, berfoto dengan teman dan phublishing ke media. Ironis sebenarnya, apalah daya, masa dan zaman memang mengubah pemikiran dan prilaku sejarah remaja. Hanya terpaku akan romantisme sejarah silam pemuda dan remaja tahun perjuangan, mereka memberikan semangat peubah dalam masyarakat.

Minggu, 08 Maret 2015

Lebih dari Sekedar "lulus"

www.e-campusradio.com
Gelar mahasiswa akhir atau sebutan sebagainya kadang membuat saya yang hari ini mengalami dan pada saat yang bersamaan bercampur bahagia sebab sudah ada sebagian dari mereka yang wisuda dan mengenakan pakaian terbaik dari daerah mereka dan disambut oleh orang tua mereka, berucap suka kegembiraan dan selamat atas raihan usaha dan perjuangan selama beberapa tahun saat menghadapai kuliah.
Usaha tidak sekedar perjuangan untuk lulus, seketika renungan dalam kegembiraan pun saya alami, hali ini kalau saja saya juga alami, apa yang nantinya akan terjadi? apakah senang dan gembira layaknya mereka yang merasakannya? pikirku selalu tentang bagaimana kedepan, kadang membuat kekacauan dan kecanduan akan mau melangkah kemana setelah sebuah gelar di sandang, bebankah ini? semakin dewasa tingkatan pendidikan bukan semakin menjadikan mutu dan kualitas seseorang akan tetapi masalah dalam hidup dan kehidupan jauh lebih dan lebih menyulitkan. Sekali