Selasa, 25 Agustus 2015

[Menabung] Prinsip Merdeka Finansial

ilustrasi
Saya sedikit mau menceritakan pengalaman saya saat berbicara dgn salah satu orang tua siswa di bimbingan belajar Indonesia College. Saya bercakap cakap santai dgn Yanto, usia 38 tahun yang berbagi cerita pengalaman masa hidupnya.

Banyak pemikiran yang bisa saya tiru dan pelajari dalam kisah perjalanan hidupnya. Mulai dari ekonomi yang diceritakan. Ada benarnya, bahwasanya menginjak usia remaja-dewasa memikirkan masa depan, yap masa depan untuk mempersiapkan bekal. Walaupun saya belum mempunyai keluarga, akan tetapi tidak ada salahnya kalau melek ekonomi atau biasa disebut keuangan keluarga. Sebab harmonis sebuah keluarga bukan hanya kepercayaan dan rasa tanggungjawab semata, akan tetapi ekonomi keluarga menjadikan salah satu faktor utamanya. Jikalau pepatah mengatakan "sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit". Ini lah prinsip yang semestinya bisa kita ambil dan jadikan rujukan dalam membangun ekonomi. Memang mulanya semua berproses dari hal yang kecil untuk menuju hal yang lebih besar dan bahkan dengan usaha nantinya akan menjadi besar. Merdeka finacial, yaa. Bagi yang belum memahami secara utuh arti dari merdeka finansial, saya menjelaskan bahwa merdeka finansial itu artinya merdeka dalam hal keuangan. Mungkin kalian bingung, kenapa keuangan harus dimerdekakan? kalau menurut saya sih, ini salah satu yang penting. Merdeka Keuangan yang dimaksudkan bukan bearti kita bisa bebas menghamburkan uang yang kita hasilkan dan miliki untuk kepentingan badan. Lebih hematnya, ambisi nafsu untuk mendapatkan barang pemuas kebutuhan yang tak kunjung habisnya. Sedikit mendapatkan rejeki menghamburkan uang yang didapatkan, sehingga seperti lewat saja uangnya. 

Senin, 24 Agustus 2015

[Benarkah] Kita Merdeka (?)

Kali ini saya akan membahas mengenai kemerdekaan. Bulan Agustus merupakan bulan heroik khususnya bagi pahlawan bangsa yang telah gugur memperjuangkan hak hak rakyat Indonesia. Semangat juang dan darah perjuangan sebagai renungan kita bahwasanya bangsa Indonesia adalah bangsa menginginkan kemerdekaan setiap negara. Sebab tidak ada satu negarapun yang ingin terjajah, terjajah baik dalam bidang ekonomi terjajah dalam bidang politik terjajah dalam bidang pendidikan dan terjajah dalam kebudayaan. Kemerdekaan sepatutnya kita isi dengan hal hal yang positif, kemerdekaan yang ke 70 tahun ini Semestinya kita isi dengan sikap dan perbuatan yang baik. Akan tetapi kenapa bangsa besar mana saja belum merdeka? Sebagai bukti nya banyak dari rakyat kecil kita yang masih terhimpit dalam bidang ekonomi dan pendidikannya. Lantas masih banyak juga rakyat kita yang masih merintih kelaparan pada saat proklamasi kemerdekaan negara Republik Indonesia. Saya heran dengan kemerdekaan yang sudah kita miliki, Apakah kemerdekaan itu hanya janji sembuh Semata? Apakah kemerdekaan hanyalah bualan bagi mereka mereka yang berduit? Apakah kemerdekaan hanya bagi mereka yang pandai memainkan politik? Apakah kemerdekaan hanya milik mereka kaum kaum bangsawan? Lantas posidi manakah yang tepat untuk kemerdekaan yang aku miliki saat ini? Kalau belum bercerita sedikit tentang kisah seorang, maka bercerminlah ketidakadilan. Banyak masyarakat kita rakyat bangsa Indonesia ini yang masih kelaparan segala usia Indonesia yang sudah 70 tahun. Apabila  yang cukup matang kalau diibaratkan sebagai manusia maka manusia yang berusia 70 tahun ini.

[Sesal-Ku] Taman Botani Sukorambi Jember

Merupakan salah satu rangkaian dari perjalanan jauh ke sebelah timur agak selatan sih, yang saya lakukan bersama Silviana Noerita. Kami berangkat dari arah Kota Jember menuju ke taman sukorambi tepatnya Taman Botani yang lumayan dekat dengan Kota Jember. Dan hanya dengan bebekal GPS untuk pejunjuk arah, saya dan Silviana menelusuri Jalan Kota Jember. Kadang sih masih banyak salah arah karena kami sering kesulitan untuk membaca GPS. Sebenarnya kalau secara teori sih mudah saja, tinggal baca arah North (utara)  bisa membaca arah, tapi kalau sudah berada di jalan malah kesulitan untuk melihat mana utaranya. Akan tetapi semuanya terlampui dengan kesabaran walaupun ada sedikit kendala untuk membaca GPS, yang tak jarang sering putar arah dan kebingungan.

Jumat, 14 Agustus 2015

Pantai Payangan bikin Melayang

naik bukit payangan
Kasih Prolog dulu ah, ceritanya mau liburan, dan posisi kita berdua masih berada di daerah masing-masing.

Akhir-akhir bulan juli kemarin sih ceritanya, saya dan silviana sering membahas liburan kemanakah yang paling menyenangkan? kami pun berfikir, awalnya semangat kami putuskan untuk pergi berlibur di wilayah timur, yang katanya sih Afrika Van Java yaps, benar sekali Taman Nasional Baluran. Yang berlokasi di perbatasan antara Situbondo denga Banyuwangi. Tapi semuanya belum kesampaian dalam waktu dekat ini, sebab pertimbangan saya pasca ada berita kalau gunung raung masih aktif membuat saya membatalkan untuk liburan ke Taman Nasional Baluran.

Sabtu, 08 Agustus 2015

Bendungan Selorejo Ngantang Malang

Bendungan Selorejo Malang
Kalau mau menikmati liburan boleh juga ke bendungan solerejo. Ceritanya ini, Selepas liburan panjang menimkati massa akhir kuliah akhirnya memutuskan untuk refresing ke salah satu wisata disebelah tenggara dari pusat kota Malang. Perjelanan yang dilalui kurang lebihnya 1 jam dengan kecepatan standart. Akses masuk ke bendungan sudah terjamin dan nyaman, akan tetapi yang menjadi kekesalah saya pada saat itu ialah tiket masuk yang relatif mahal bagi saya, dua orang dengan satu kendaraan dipukul Rp. 30.000 Rupiah. Tapi tak apalah, sesekali saja, untuk bekal liburan.

Sesampainya di tempat wisata kami memepersiapakan alat-alat untuk mendokumentasikan. Jadi terlebih dahulu pergi ke masjid di sekitar tempat wisata. Setelahnya, kami melanjutkan perjalanan ke Bendungan dengan menggunakan motor, memang sudah aspalan akan tetapi perlu diwaspadai sebab banyak lobang dijalan-jalan. Rasa keewa saya berlanjut lagi, memang ekspetasi tidak sesuai dengan realita ya seperti inilah. Masuk ke Bendungan Selerejo tanpa adanya pemandangan yang memuaskan membuat saya kesal, banyak lagi penjaga yang ada disini tidak begitu ramah, apalagi sopir perahunya seolah memalak untuk menaiki perahu dengan tarif Rp. 50.000 rupiah, iih Gilak yaa. Mahal bener? cuman muter di aer saja ditarif sedemikian, padahal hari saya bermain kesana tidak masuk hari libur ataupun weekend. Ah, malah cerita keburukan bendungan Selerjo.

Jumat, 07 Agustus 2015

Masjid Agung Kediri

Masjid Agung
Ceritanya saya mendapatkan panggilan lamaran kerja di SMA Wahidiyah Kota Kediri, lengkapnya di Pondok Pesanteren Kedunglo Al-Mudhodhoroh Bandar Lor Kecamatan Mojoroto Kota Kediri. Saya mengirimkan lamaran melalui pos dari Kota Malang 29 Juli 2015 kemarin. Lalu mendapatkan respon dari pihak sekolah pada tanggal 5 Agustus 2015. Bersamaan dengan itu, posisi saya kemarin masih beradad di Kabupaten Jember, sehingga bisa dibilang surpice sekali mendapatkan panggilan pekerjaan untuk mengajar.

Akhirnya saya meniatkan diri untuk berangkat dan menuju ke Kota Kediri, dengan menggunakan GPS saya menelurusi jalanan disana bersama Silviana. Sebenarnya sempat nyasar dan tersesat juga berada di kota yang bagi saya sedikit asing. Akhirnya dengan menelurusi GPS dan dengan bantuan warga sekitar akhirnya bisa menemukan sekolah yang dimaksudkan.