Selasa, 31 Maret 2015

Gerimis, Bola Pijar dan Jutaan Harapan

Gerimis kala itu mengingatkan saya akan 4 tahun yang lalu sewaktu saya masih di bangku sekolah, mendapatkan motivasi dari kakak tingkat untuk menuliskan 100 target yang akan dicapai dalam kehidupan. Belia berucap “tuliskan 100 tergetmu dalam bentuk nyata, jangan diangan-angan, karena kamu bisa lupa”. Bodohnya kala itu, saya juga menuliskan harapan yang tak jelas arahnya, layaknya anak TK yang diperbudak dengan harapan dan harapan. Gerimis kala itu mengajarkan saya untuk berfikir akan alam dan kehidupannya, kadang hidup itu mengalir bagaikan aliran air, kadang tenang, dan kadang kala berguncang. Semua fenomena itu adalah peristiwa ilahi yang lumrah adanya. 

Gerimis dengan bola pijar 40 watt dalam gudang busuk memberikan formula tersendiri untuk merenungkan hal pasti, kadang realitas hari ini menjadikan saya lebih bijaksana dalam menjalani kehidupan. Terhantui oleh harapan kadang membingungkan dan membelenggu pikiran hingga akhirnya depersi berkelanjutan terjadi. Sejenak saya berbicara dengan bola pijar, saya padangi dia dari kegelampan cahaya malam. Lalu bertanya, kenapa dunia ini sedemikian kompleks? Apa saya yang salah menilai dunia? Apa saya yang terlalu bodoh menelusuri dunia? Atau dunia sendiri yang membodohkan dirinya lantas saya pun ikut pada kebodohannya. 
Bola Pijar berkata lirih kepada saya “kamu tidak tahu rahasia ilahi, maka ambilah wudhu bergegaslah minta maaf padanya!”, sedemikian itupun saya bangkit dari tidur lelap nan panjang dan terbangun untuk mengambil air wudhu dan mohon ampun pada Nya. Kadang apa yang menjadi pikiran tak mampu terjawab apik oleh pikiran, ada campur tangan maha dasyat dalam kehidupan manusia. Kadang Gerimis hanya rintikan yang mengajarkan akan banyaknya pilihan dan jutaan gambaran. Bola Pijar yang hidup kala malam di gudang busuk ini hanya teman yang nyala untuk menuliskan sejuta harapan dan makna kehidupan. Harapan itu hanya gambaran semu dalam pikiranku, selebihnya tindakan dirilah yang menjadikan gambaran semu tadi menjadi lebih nyata dan bahagia kala waktunya. Akhir ini saya selalu dibingungkan akan harapan dan konskunsi masa depan, akhir ini saya dibingunkan akan langkah pilihan kedepan, bercerita kepada teman hanya memberikan gambaran gambaran saja, bercertia dengan dua lewat doa, dan berharap akan harapan yang tertunda menjadi nyata nantinya. Bicara baik, berfikir baik, dan berperilaku baik nilai rendah hatimu akan terjaga. Selamat berutopia akan harapan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar