Lirik Lagu Lir-ilir
Lir-ilir, Lir-ilir
Tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo tak sengguh temanten anyar
Cah angon, cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro
Dodotiro, dodotiro kumitir bedhah ing pinggir
Dondomono, jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane
Yo surako.............surak iyo.............
Arti Lagu Lir-ilir
Bangunlah, bangunlah
Tanaman sudah bersemi
Demikian menghijau bagaikan pengantin baru
Anak gembala, anak gembala panjatlah (pohon) blimbing itu
Biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu
Pakaianmu, pakaianmu terkoyak-koyak di bagian samping
Jahitlah, benahilah untuk menghadap nanti sore
Mumpung bulan bersinar terang,mumpung banyak waktu luang
Ayo bersoraklah dengan sorakan iya
Makna Lagu Lir-ilir
Syair Pertama : Lir-ilir, Lir-ilir (Bangunlah, bangunlah)
Syair Kedua : Tandure wus sumilir (Tanaman sudah bersemi)
Syair Ketiga : Tak ijo royo-royo (Demikian menghijau)
Syair Keempat : Tak sengguh temanten anyar (Bagaikan pengantin baru)
Makna Lagu Lir-ilir dari syair pertama sampai keempat adalah menjadi umat muslim dan menganut agama Islam kita diminta bangun. Bangun dalam arti bangkit dari keterpurukan, bangun dari sifat malas karena kemalasan membuat manusia tidak berkembang dalam hidup. Bangun untuk menunaikan sholat subuh, dan tidak kalah dari ayam yang bangun pagi-pagi. Bangun untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Allah SWT dalam diri, dengan dilambangkan tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau. Memberitahu kita untuk tidak malas memelihara tanaman yang sebagai kebutuhan dalam kehidupan. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan dalam kehidupan yang diibaratkan seperti bahagianya pengantin baru.
Syair Kelima : Cah angon, cah angon (Anak gembala, anak gembala)
Syair Keenam : Penekno Blimbing kuwi (Panjatlah ‘pohon’ belimbing itu)
Syair Ketujuh : Lunyu-lunyu penekno (Biar licin dan susah tetaplah kau panjat)
Syair Kedelapan : Kanggo mbasuh dodotiro (untuk membasuh pakaianmu)
Makna Lagu Lir-ilir dari syair kelima sampai kedelapan adalah anak yang merupakan keturunan dari kedua orang tuanya untuk meneruskan generasi. Gembala merupakan penjaga, penjaga yang dimaksudkan untuk menjaga Hati. Karena oleh Allah SWT, kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang demikian kuatnya? Apabila hati anak sudah terbentuk dengan baik maka si anak gembala diminta memanjat pohon blimbing, yang maksudnya dari buah blimbing yang bergerigi lima buah. Buah blimbing disini menggambarkan lima rukun Islam. Lima gerigi buah blimbing dimaksudkan mohlimo, yang artinya tidak mau melakukan 5 hal kejelekan dalam kehidupan seperti mencuri, berzina, berjudi, mabuk, memperkosa. Lima diartikan sebagai cerminan kebaikan dari pewayangan Pandawa, yang memerangi kejahatan demi terciptanya perdamaian, kebenaran dan kebaikan. Jadi walaupn licin, meskipun susah, walaupun banyak rintangan yang menghadang dalam kehidupan kita harus tetap berusaha memanjat pohon blimbing dan mendapatkan buahnya. Dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha untuk mencapainya apapun halangan dan resikonya. Lalu apa gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian. Pakaian yang dimaksud jasmani atau fisik kita agar terhindar dari najis, keburukan yang nampak agar menjadi perhiasan yang baik yakni pakaian Taqwa.
Syair Kesembilan : Dodotiro, dodotiro (Pakaianmu, pakaianmu)
Syair Kesepuluh : Kumitir bedhahing pinggir (terkoyak-koyak dibagian samping)
Syair Kesebelas : Dondomono, jlumatono (Jahitlah, Benahilah!!)
Syair Kedua belas : Kanggo sebo mengko sore (untuk menghadap nanti sore)
Makna Lagu Lir-ilir dari syair kesembilan sampai kedua belas adalah Pakaian yang dimaksud pakaian taqwa kita yang berguna sebagai hiasan raga. Barang tentu yang namanya pakaian pastilah mengalami rusak. Pakaian yang digunakan manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, apalagi digunakan untuk memanjat blimbing. Tentulah banyak rintangan dan hambatan, hingga pakaian bisa terkoyak dan berlubang. Untuk itu kita sebagai mahkluk Allah SWT diminta selalu memperbaiki dan membenahi pakaian sebagai perhiasaan. Dan maknanya untuk dijahit, agar tidak berperilaku boros, apabila masih bisa dgunakan dan diperbaiki alangkah baiknya untuk diperbaiki. Sehingga kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Allah SWT dengan menggunakan pakaian taqwa yang menjadi perhiasaan.
Syair Ketiga belas : Mumpung padhang rembulane (Mumpung bulan bersinar terang)
Syair Keempat belas : Mumpung jembar kalangane (mumpung banyak waktu luang)
Syair Kelima belas : Yo surakosurak iyo (Bersoraklah dengan sorakan Iya!!!)
Makna Lagu Lir-ilir dari syair ketiga belas sampai kelima belas adalah Kita diharapkan melakukan hal-hal diatas seperti melakukan ibadah sholat, mohlimo, dan berperilaku layaknya kawanan Pandawa yang baik. Dan selagi kita masih mampu dan sehat (dengan dilambangkan terangnya bulan). Juga selagi kita mempunyai banyak waktu luang dalam menjalankan kehidupan, jangan berhenti untuk melaksanakan ibadah, kebaikan dan menjauhi kemungkaran. Hingga pada akhirnya kita menjawab setuju dengan ajakan kebaikan yang terkandung dalam syair lagu sampai menjawab dengan iya disertai semangat penuh kegembiraan.
اسمع يا اسرائيل. الرب الهنا رب واحد.
BalasHapus