basah; selepas hujan |
Hari ini, jum'at 7 November 2014 saya mengalami beberapa perisitwa yang mengejutkan. Boleh dibilang kondisi yang sebelumnya saya lebih sering bertemu dan bersosialisasi hanya dengan teman PPL, Siswa dan warga sekolah terhitung mulai barusan ini saya kembali berjumpa dengan sahabat dan teman dikampus. Bertemu dengan sesepuh yang ingin yudisium nama beliau Ratna dari angkatan 2008, berjumpa dengan dia di lab. PPKn digedung I3 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang.
Banyak cerita yang beliau sampaikan kepada saya, dan pembicaraan kami menjadi mulai akrab setelah saya menanyakan kepada dia angkatan tahun berapa? dan dijawabnya angkatan tahun 2008 lalu saya mengeksplor lebih jauh lagi, kenal dengan mas Harry, mas Anwar, mas Eri, dan mas Alfian? Lalu belia menjawab kenal, dari sinilah mulai pembicaraan yang mulai fun dan menyenangkan selama kurang lebih satu jam untuk menunggu untuk meminta tanda tangan kepada Ketua Jurusan.
Sempat menggali beberapa sumber informasi dari dia, sampai pada saatnya dia kenal sama mas Fikri senior saya di HMI yang sempat menjadi ketua Umum di Komisariat Ilmu Pendidikan dari Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Dan sangat saya sesali dan sayangkan senior yang dulunya memiliki figur elegan dan gaya kepemimpinan yang massive malah belum bisa menyelesaikan skripsinya pada semseter ke 13. Dia juga bercerita kalau dulunya mengabil PPL di SMP Negeri 15 Malang, dan berceritalah ia tentang bagaiaman dulunya saat berada di tempat PPL, sekilas melihat ceritanya sama dengan pengalamanku pada tahun ini. Memang masalah klasik yang dialami, akan tetapi untuk guru pamong mata pelajaran PPKn sangatlah ramah dan menyengakan. Ibu Endang mempunyai pengaggum dan penggemar di PPKn UM, karena kesabaran keuletan dan ketekunananya dalam menghadapi anak dan masalah lainnya.
Mbak Ratna juga bercerita temannya yang bernama Dhani Astopo saya mengenalnya dengan sapaan kang Dhani, yang kebetulan saya juga mengenal dia. Setelah kepulangannya mengabdi di daerah 3T dan pada akhirnya kang Dhani bisa membantu Bapak Suparlan Al Hakim untuk menjadi assiten dosen pada mata kuliah PPKn di Jurusan Psikologi. Pengalamanmu semakin bertambah kang, enak wes :)) Tidak percuma keberangkatan Anda kesana meski banyak rintangan yang menghadang.
Mbak Ratna juga bercerita temannya wakhid Ismail yang kebetulan pas itu saya mengenal beliau pula, karena saya mengenal mas Ismail saat semester 4 lalu saat dosennya Ibu Sri Untari. Mas Ismail asalnya dari Madura, beliau menceritakan kalau kehidupannya selalu bolos saat kuliah, dan berakibat pada molornya studi yang kini dia tempuh, sama halnya dengan mbak Ratna problem malas jadi alasan utama.
Mbak Ratna pun bercertia, kalau dia selesai skripsi karena sumbangan banyak orang. Pada saat pengumpulan judul, beliau dibantu dengan Mbak Imrotul panggilannya Icha, saya mengenal beliau karena sempat bertatap muka secara intens selama enam bulan lamanya. Dan hasil Proposalnya dia dibantu oleh mas Eri Hendro, saya juga mengenalnya beliau orang yang gigih dan cekatan dalam setiap tindakannya. Lalu, pada akhirnya sampai selesai mbak Ratna membuat skripsinya dibantu oleh orang lain, tapi sumber data tetapi dia yang mengerjakan. Makna yang bisa dipetik bukan kemalasannya, tapi semangat juang dia setelah 13 Semester masih ingat akan kewajiban untuk mendapatkan gelas S.Pd.
Dari kisah ini saya bisa renungkan maknanya, bahwasanya hidup itu memang butuh perjuangan, semangat, motivasi diri, dan berani akan tantangan. Menjadi lemah bukan satu alasan untuk merubah dunia, pergi ke kampus pada hari ini membantu saya menemukan kembali jati diri yang semulanya terpendam oleh bentakan dan kerasanya dunia yang berbeda. Ternyata petualangan ini masih belum cukup, berhenti berpetualang bearti bersedia untuk mengakhiri kehidupan.
Mengenal banyak orang dan dikenal banyak orang itu salah satu peluang kita untuk bercermin dan bisa mengambil perilaku dan sikap yang baik. Secara hemat, model dari seseorang bisa kita lihat dari kisah dan ceritanya.
Hujan membantu saya untuk bercertita hari ini, karena sejunya dinding dan atap di kamar sesak dan kumuh.
Bersambung... :))
Tidak ada komentar:
Posting Komentar