Sabtu, 13 April 2019

Uang Kebahagian Nyata

Siapa yang berani bilang, kalau uang bukan kebahagiaan buat kita?

Uang adalah uang, secara bentuk fisik tidak pernah ada perihal yang unik dari uang itu sendiri.

Bayangkan saja, berbentuk persegi panjangan, lengkap dengan gambar-gambar tokoh pahlawan bangsa dan negaranya, ditambah kode-kode unik dan pembeda, untuk membuktikan bahwa asli, dan tentu sebuah nominal. Secara kasat mata, itulah uang.

Mari, kita sejenak beranjak tentang kebahagian yang sebenarnya. Banyak diantara kita masih belum menemukan kebahagan itu secara inti. Entah karena macam-macam perkara dalam pikiran tiap-tiap manusia, ataupun anggapan tentang kebahagian yang nyaris sulit untuk terwujudkan.

Bahagia memang terkesan mudah untuk sebuah tulisan, tapi sulit untuk sebuah sikap dan sifat dalam perwujudannya di dunia nyata. Barangkali, asumsi saya tiba pada sebuah pemikiran hemat: bahwa bahagia adalah kondisi nyaman, baik lahir dan batinnya.

Lalu, apakah uang merupakan kebahagian itu sendiri?


Kalau menjadi salah satunya, saya rasa: iya. Tapi ia tidak satu-satunya, dan nyatanya itulah kebahagian yang bisa kita wujudkan dalam dunia ini. Mari sejenak kita berhenti membenturkan pikiran ini dengan persoalan agama, mari taruh baik-baik agama, kepercayaan, dan keyakinan masing-masing dari dalam diri kita.

Coba sejenak merenung, dan pikiran secara baik dan mendalam. Adakah uang memberikan kebahagian sesungguhnya? Mungkin jawabnya: Iya, betul. Uang sangat mungkin memberikan kita kebahagian, terlebih di dunia yang memasuki kapitalis dimana-mana. 

Ingin mendapatkan banyak pemuja-muja yang menghamba, dan siap membudak demi diri kita? Cukup dengan uang, jika kita gila hormat, pangkat, dan sejenis kenikmatan starata dunia. Uang menjawab perihal itu semua.

Siapa pun akan mengejar, mengkesampingkan ego, dan siap memuja, menghamba, bahkan membudak, hanya untuk mendapatkan uang demi terciptanya kebahagiaan . Ya, sebuah kebahagian yang nyata, ada dan benar-benar nyaman, menenangkan jiwa.

Jika kita memimpikan bahwa kebahagiaan itu adalah banyak orang miskin bisa kita bantu? Maka, uang jawabannya. Sosok filantropis, jika tidak ada uang pun percuma, meski kita banyak merenung, berpikir keras, dan seolah berusaha berjuang demi tegaknya hak-hak mereka yang tertindas. Dan seolah-olah berkepentingan menyelesaikan penderitaan. Tapi jika tanpa uang? NOL!

Sungguh, hal itu nyata dan nyaris tidak penting bagi mereka, orang-orang miskin dan tertindas haknya. Bisa dikata, tidak butuh pemikiran, yang dibutuhkan adalah uang sebagai solusi permasalahan. Dunia inilah yang menempatkan uang hanya untuk mendapatkan kebahagiaan. Coba kita balik, bagaimana kita bisa masuk ke dalam sebuah kebahagiaan, apabila dalam di dalam kehidupan sehari-hari tanpa uang?

Hidup bagai di hutan rimba, primitif, jauh dari perkembangan teknologi dan peradaban modern. Barangkali, tidak mungkin bisa hidup dalam kondisi yang  begitu mengenaskan. Mungkin sebuah jawaban terdalam dari ilmuan filsafat, membedah soal bahagia, dan kebahagiaan, maka semua terhenti. Berhenti pada satu visi dan misi hidup, yakni: UANG.

Uang memberikan semua kebahagian, ingin apa? Uang jawabannya!

Seolah kebahagian itu bisa di beli, tapi nyata: uang solusi kebahagian kita. Semua orang di dunia, berbondong-bondong untuk mendapat uang, tapi lain visi dan misinya. Untuk apa? kebahagian berbagi, kebahagian membeli, kebahagian jabatan, atau kebahagian seks, dan lainnya?

Semua membutuhkan: UANG sebagai kebahagian Nyata.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar