Pemilu, kependekan dari pemilihan umum merupakan agenda wajib 5 tahunan yang di langsungkan Negara Indonesia. Sebagai akibat dari sistem demokrasi yang telah dipilih sebagai sistem politik Indonesia. Sehingga membuat setiap warganegara secara prosedural melaksanakan pesta pemilihan langsung.
Berbicara tentang demokrasi, sebenarnya tidak terukur hanya dalam satu variable yakni pemilihan umum. Tapi banyak variable lainnya, seperti misal: kebebasan berpendapat, mendirikan organisasi, berkumpul, perlindungan hak asasi manusia, dan sebagainya perihal yang masih relevan.
Merujuk dari perihal diatas, sehingga kita sebagai warganegara yang baik, musti sadar akan sistem politik Indonesia. Artinya, tidak lantas membuat steriotip buruk tentang politik, malah sebaliknya: belajar tentang pendidikan politik Indonesia.
Yang sedang nyaring di media sosial akhir-akhir ini adalah pemilih yang tidak memilih. Istilah ederhananya golput, kependekan dari golongan putih. Secara pribadi, tidak ada yang salah dari pemilih yang memutuskan untuk tidak memilih. Sebab demokrasi memberikan kebebasan hak setiap warganegaranya.
Masuk dalam tahun politik 2019, pemilihan umum di tahun sekarang ada kebaruan. Terutama dalam perihal yang akan kita pilih. Di tahun-tahun sebelumnya, dalam setahun kita melangsungkan 2 kali pemilihan umum, yakni pertama: DPR, DPRD, dan DPD, dan kedua, Presiden dan Wakil Presiden.
Kebaruan di tahun 2019 terjadi kepraktisan dalam jumlah pemilih, sehingga pemilu dimampatkan jadi 1 kali. Akibatnya, setiap warganegara memilik hak dan kebebasan yang sama untuk memilih wakil rakyat dan presiden untuk 5 tahun kedepannya.
Dan saya yakin, banyak warganegara yang masih belum memiliki pilihan untuk memilih di saat pemilihan wakil rakyat. Pasalnya, membingingkan dengan ada 16 partai politik peserta pemilu. Meskipun secara kepartaian memiliki pilihan partai politik, tapi tidak dengan calon wakil rakyta yang akan di pilih.
Sederhannya adalah dari 5 surat suara yang akan diterima oleh setiap warganegara pemilih, banyak yang kemungkinan memilih kucing di dalam karung. Tidak secara pribadi mengenal karakteristik, keunggulan dari setiap calon yang menjadi wakil di setiap daerahnya.
Sebagai penutup, saya berharap pemilu tahun 2019 menjadi pemilu yang damai, menjadikan pendidikan politik bagi kita semua. Terlebih untuk pemilih pemula, semoga bisa merasakan suasana politik yang sedang hangat akhir-akhir ini. Dan belajar tanggungjawab untuk menentukan pilihan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar