Selasa, 26 Desember 2017

Sempat Gemuk

dok. pribadi
Kata orang nih     : Eh, kamu sekarang agak gemuk an loh?
Inilah salah satu percakapan yang kadang membuat konflik yang terjadi dalam persahabatan. Makanya kalau aku sih mah tidak begitu sensitif dengan istilah kegemukan. Kalau kalian ketemu dengan teman yang lama tidak berjumpa, lalu terjadi perubahan bentuk tubuh jangan langsung menjurus ke pernyataan tambahan gemukan. Kenapa? Karena itu akan menimbulkan konflik yang berkepanjangan. Iya kalau orang yang kalian kata-katain itu baik, dan memaklumi kelebihannya. Kalau tidak bagaimana? Terlebih wanita, kalau cowok.?

Nah, sekarang aku mau bercerita tentang diriku nih. Kalau dulu aku selalu dikucilkan dan dicibiri dengan orang yang kurus. Dan banyak pula yang berucap kurang makan, cacingan, kurang gizi, dan hal-hal buruk lainnya. Pokok bikin panas di dengar deh, dan anehnya hidup ini memang selalu ada saja yang namanya orang nyinyir. Kalau kekurusan di nyinyir. Dan sekarang aku mulai mengalamai metamorfosis dan menjadi sedikit agak gemuk juga menjadi bahan cibiran. Tapi itu terjadi sekitar pertengahan tahun dua ribu delapan belas. Bisa dikatakan, kalau waktu itu karena masa subur. Dan memang cara kosumsi makanan yang tidak sehat, dan kebanyakan minim jamu. Walhasil jadi kegemukan. Anehnya lagi, kegemukan yang aku alami cuman berpusat pada bagian pipi. Sempat nih, sewaktu bulan April tahun dua ribu tujuh belas lalu, saat aku ingin mengikuti test ujian magister, banyak teman aku yang pangling karena postur tubuh aku yang gemuk. Tapi aku cuwek aku, karena memang ini yang sejak dulu aku harapkan.

Terlebih si silviananoerita.com selalu nyinyir kalau masalah aku yang gendut, dan gemukan. Dibilangnya jelek, dan tidak cakep lagi. Padahal kan kalau kita pikir bersama, semakin gemuk tubuh kita maka itu adalah simbol sebuah kemakmuran. Benar tidak? Coba kalian cek, beberapa bos-bos yang ada di Indonesia lah. Gak usah jauh-jauh ke luar negeri, hampir pola hidup yang enak dan membuat badan mereka sedikit berisi dan gemuk. Tapi memang secara medis, tubuh ideal yang perlu untuk dipertimbangkan. Antara bobot badan dan tinggi badan, juga yang penting adalah usia.

Sebenernya aku benci dengan tubuh gemuk yang aku dapatkan dulu, dan akhirnya olahraga, usaha yang lain. Dan tentunya berkonsultasi dengan dokter spesialis dalam dr. Rizki Habibie, S.pPD. dan akhirnya sekarang masalah yang lambung aku hadapi dan kegemukan teratasi, dari semula berat badan lima puluh enam kilogram sekarang menjadi limapuluh kilogram saja. Sekitar kurang lebih enam kilogram berat badan dalam tubuh aku berkurang, dan hal inilah yang menyebabkan aku lebih ringan dalam beraktivitas dan berolahraga.

Jadi aku lebih paham, betapa pentingnya menjaga pola hidup terutama pola makan, karena sebenernya yang paling membunuh itu bukan lagi rokok. Tapi sekarang pembunuh paling manjur kebanyakan makan nasi putih. Kalau kebanyakan nasi lalu kandungan insulin dalam tubuh lemah, jadi gula darah dalam tubuh meningkat. Kalau jadi komplikasi bisa bikin orang mati. Tidak hanya usia saja aja nih yang terserang penyakit gula darah atau istilah medisnya diabetes, tapi yang muda pun  bisa terserang. Lebih penting lagi, lemak yang ada dalam minyak. Makanan dengan pengawet tinggi, dan kurangnya asupan sayur juga buat membuat badan tidak mendetoksifikasi secara baik. Nah, mulai sekarang porsi yang seimbang musti di perhatikan lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar