Sebuah kisah dan perjalanan kehidupan kadang membuat sejarah sendiri, setidaknya bisa di jadikan catatan tersendiri.
Kali ini saya akan menceritakan sedikit pengalaman dengan teman kuliah dulu, namanya Asif Zakariya. Dia mahasiswa dengan sifatnya yang terkadang banyak menggunakan perasaan dalam melihat kejadian, soalnya sejarah membuktikannya.
Kisahnya berawal dari bulan Ramadhan sekitar tahun 2013 yang lalu kita berdua mempunyai niatan untuk jalan-jalan dan keluar dari kost. Sehingga tujuan pun ialah Alun-Alun Kota Batu. Perjalanan kami lakukan dengan menggunakan motornya Si Asif Astrea Grand tahun 1990-an dengan Rem yang sedikit blong dibagian depannya. Asal jalan saja, kami berdua melanjutkan perjalanan yang ramai karena sore hari kala kemarin itu bersamaan dengan pekerja yang mulai pulang kerumah masing-masing sepulang dari Kerja.
Hampir sampai di Alun-Alun Kota Batu, setelah lampu merah Batos (Batu Town Square) sebuah peristiwa kecil terjadi, di sebelah kanan kami ada polisi yang sedang pulang dan depan kami ada mobil penjabat, dan ternyata di dalamnya adalah salah satu tentara. Kenapa saya tahu hal ini? kami menabrak mobil tersebut, dan secara tiba-tiba kami pun dibabi buta oleh polisi yang ada disebalah kami. Akhirnya kami tidak bisa kabur dan lari. kalaupun lari Honda Grand ini gak bakalan bisa lari kencang. :D
Jadi pasrah dan minggir, sebenarnya kalau berdasarkan perspektif hukum yang salah itu tentara yang ada didepan kami, karena dia yang mengerem mendadak dan posisi laju kami tidak lebih dari kecepatan 30 km/jam. Terbukti tidak ada kerusakan sama sekali yang dialami kami berdua, baik mobil si tentara tadi dan motor si Asif.
Seolah kalah dewasa dan jabatan pada saat itu, saya tidak bisa menentang apapun setelah Polisi yang menghadang tadi mengambil STNK dan SIM lalu diberikan pada tentara seolah melakukan konspirasi dan pasrah semuanya kepada si tentara yang ada di dalam mobil tersebut. Dia secara terang-terangan meminta uang kepada kami berdua utamanya saya yang kala itu mengemudi motor. Pak tentara yang lanjut usia ini meminta kepada saya uang sebesar dua ratus ribu rupiah.untuk perbaikan mobilnya. Padahal yang terjadi tidak ada lecet sedikit pun disana, Saya sempat heran mungkin dia lagi kurang uang kok sampai sebegitunya meminta uang kepada mahasiswa. Alasan saya sewaktu itu mau mengunjungi keluarga yang ada di Batu sini, dosa juga ternyata waktu itu saya berbohong. :D tapi lebih dosa lagi dia yang meminta uang.
Saya tetap bertahan dan tidak mau untuk membayar uang dua ratus ribu tadi, akhirnya saya relakan SIM dan STNK dibawa, dan sepakat untuk memperbaiki mobil yang tanpa kerusakan tadi ke bengkel terdekat di Kota Batu. Dan ternyata, setelah langkah 2-3 meter tentara yang masuk kedalam mobil itu mengebel, dan melembaikan tangan untuk masuk kedalam mobilnya. Lalu memberikan arahan "kamu itu salah, menabrak mobil orang, dan hati-hati lain kali kalau menyetir kendaraan" dan kondisi saya yang kala itu sudah memang kalah seragam dan tua sehingga pasrah layaknya cacing mati karena panas matahari. Bapak Tentara lanjut usia itu melanjutkan perkataannya, sudah seadanya uangmu saja berapa? Akhirnya saya mengeluarkan uang lima puluh ribu rupiah dari kantong. :D Dalam hati berkata, ternyata orang ini butuh makan untuk anak istrinya dengan upaya yang tidak halal. :D meminta uang kepada orang yang tidak mempunyai uang.
Udah ikhlasin aja, nanti dia tersedak kalau makan uang hasil rampok dan gak ikhlas. :v
BalasHapusGak ikhlas aku, itu komandan kon malak anak kecil :D
Hapus