I. Pengertian Belajar
Definisi belajar berbeda-be da, menurut pendapat tradisional belajar itu ialah
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini dipentingkan pendidikan
untelektual. Kepada peserta didik diberikan bermacam- macam mata pelajaran untk
menambah pengetahuan yang harus dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal.
Pendapat yang lebih modern ialah yang menganggap belajar sebagai a change in
behavior atau perubahan perilaku. Implikasi dari pengertian belajar ini terhadap pendidik
ialah:
a) harus menentukan prilaku apakah yang diharapkan bagi peserta didik.
b) harus mengetahui hingga manakah taraf perkembangan prilaku peserta didik,
c) harus menyediakan kesempatan dan syarat-syarat yang sebaik-baiknya yang menurut
harapannya akan menghasilkan prilaku yang diinginkan.
II. Tujuan Belajar.
Tujuan pembelajaran dibedakan atas beberapa kategori, sesuai dengan perilaku yang
menjadi sasarannya. Gage dan Briggs mengemukakan lima kategori, yaitu “ intelectual
skill, cognitive strategies, verbal information, mo tor skill dan attitude” (1974, h. 23-24).
Bloom mengemukakan tiga kategori sesuai dengan domain-domain perilaku individu
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor . Domain kognitif berkenaan dengan
perkembanganm kecakapan dan keterampilan intelektual. Afektif berkenaan berkenaan
2
dengan perubahan minat, sikap, nilai-nila i, perkembangan apresiasi dan kemampuan
menyesuaikan diri. Domain psikomotor berkenaan dengan keterampilan-keterampilan
gerak.
Tujuan instruksional juga memiliki tingkat kesukaran yang berbeda. Bloom (1975)
membagi domain kognitif atas enam tingkatan yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi. Untuk domain afektif Krethwohl etr al (1974) membaginya
atas lima tingkatan yakni: penerimaan, per tisipasi/merespons, penilaian, mengorganisasi
nilai dan pembentukan pola/karakterisasi nilai-nilai. Domain psikomotor Harrow (1971)
membaginya atas enam tingkatan yakni: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks, penyesu aian pola gerak dan kreativitas.
Tujuan instruksional merupa kan suatu tingkah laku yang diperlihatkan mahasiswa
pada akhir suatu kegiatan belajar. Perumu san tujuan instruksional yang baik memiliki
beberapa spesifikasi yakni:
• Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh mahasiswa, tingkah laku
yang dapat diamati/terukur.
• Menggambarkan kondisi atau lingkungan ya ng menunjang terbentuknya tingkah laku
itu (lingkungan fisik. psikologis).
• Menunjukkan mutu tingkah laku yang diharapkan ( ketepatan/ketelitian,kecepatan,
panjangnya dan frekuensi respon).
Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam merumuskan tujuan
instruksional diantaranya adalah:
Ranah Kognitif
1. Pengetahuan: menyebutkan, menunjukkan, menyatakan, menyusun daftar dsb.
3
2. Pemahaman : menjelaskan, menguraika n, merumuskan, menerangkan, menyadur dsb.
3. Penerapan : mendemonstrasik an, menghitung, menghubungkan, membuktikan, dsb.
4. Analisis :memisahkan, mmemilih, membandingkan, memperkirakan dsb.
5. Evaluasi : menyimpulkan, mengkri tisi, menafsirkan, memberi argumentasi, dsb
6. Kreasi : mengkombinasikan, mengarang, menciptakan, mendisain, mengatur dsb
Ranah Afektif
1. Penerimaan : menanyakan, memilih, mengikuti, menjawab, melanjutkan, dsb
2. Partisipasi : melaksanakan, membantu, menawarkan diri, menyambut, dsb
3. Penilaian : melaksanakan, mengambil prakarsa, mengusulkan, membela dsb.
4. Organisasi : berpegang pada, meng integrasikan, mengubah, mempertahankan dsb
5. Pembentukan Pola : bertindak, menyatakan, memperlihatkan, mempersoalkan dsb
Ranah Psikomotor
1. Persepsi : membedakan, menunjukkan, memilih, menghubungkan dsb
2. Kesiapan (menyiapkan diri fi sik/mental) : mengawali, bereaksi, mempersiapkan, me-
nanggapi, memprakarsai, dsb.
3. Gerakan terbimbing (meniru contoh) : mempraktikan, mengikuti, mengerjakan, mem-
buat, mencoba, dsb.
4. Gerakan terbiasa (berpegang pada pola): mengoperasikan, memasang,
mendemonstrasikan, mengerjakan, dsb.
5. Gerakan kompleks (berketerampilan secara lancar,luwes,gesit): mengoperasikan,
mendemonstrasikan, mengerjakan, dsb.
Penyesuaian pola gerak berv ariasi dan kreatif : menguba h, mengadaftasikan, membuat
variasi, merancang, menciptakan, mendesain, merencanakan dsb.
Definisi belajar berbeda-be da, menurut pendapat tradisional belajar itu ialah
menambah dan mengumpulkan sejumlah pengetahuan. Di sini dipentingkan pendidikan
untelektual. Kepada peserta didik diberikan bermacam- macam mata pelajaran untk
menambah pengetahuan yang harus dimilikinya, terutama dengan jalan menghafal.
Pendapat yang lebih modern ialah yang menganggap belajar sebagai a change in
behavior atau perubahan perilaku. Implikasi dari pengertian belajar ini terhadap pendidik
ialah:
a) harus menentukan prilaku apakah yang diharapkan bagi peserta didik.
b) harus mengetahui hingga manakah taraf perkembangan prilaku peserta didik,
c) harus menyediakan kesempatan dan syarat-syarat yang sebaik-baiknya yang menurut
harapannya akan menghasilkan prilaku yang diinginkan.
II. Tujuan Belajar.
Tujuan pembelajaran dibedakan atas beberapa kategori, sesuai dengan perilaku yang
menjadi sasarannya. Gage dan Briggs mengemukakan lima kategori, yaitu “ intelectual
skill, cognitive strategies, verbal information, mo tor skill dan attitude” (1974, h. 23-24).
Bloom mengemukakan tiga kategori sesuai dengan domain-domain perilaku individu
yaitu kognitif, afektif dan psikomotor . Domain kognitif berkenaan dengan
perkembanganm kecakapan dan keterampilan intelektual. Afektif berkenaan berkenaan
2
dengan perubahan minat, sikap, nilai-nila i, perkembangan apresiasi dan kemampuan
menyesuaikan diri. Domain psikomotor berkenaan dengan keterampilan-keterampilan
gerak.
Tujuan instruksional juga memiliki tingkat kesukaran yang berbeda. Bloom (1975)
membagi domain kognitif atas enam tingkatan yaitu: pengetahuan, pemahaman, aplikasi,
analisis, sintesis dan evaluasi. Untuk domain afektif Krethwohl etr al (1974) membaginya
atas lima tingkatan yakni: penerimaan, per tisipasi/merespons, penilaian, mengorganisasi
nilai dan pembentukan pola/karakterisasi nilai-nilai. Domain psikomotor Harrow (1971)
membaginya atas enam tingkatan yakni: persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan
terbiasa, gerakan kompleks, penyesu aian pola gerak dan kreativitas.
Tujuan instruksional merupa kan suatu tingkah laku yang diperlihatkan mahasiswa
pada akhir suatu kegiatan belajar. Perumu san tujuan instruksional yang baik memiliki
beberapa spesifikasi yakni:
• Menggambarkan apa yang diharapkan dapat dilakukan oleh mahasiswa, tingkah laku
yang dapat diamati/terukur.
• Menggambarkan kondisi atau lingkungan ya ng menunjang terbentuknya tingkah laku
itu (lingkungan fisik. psikologis).
• Menunjukkan mutu tingkah laku yang diharapkan ( ketepatan/ketelitian,kecepatan,
panjangnya dan frekuensi respon).
Kata-kata kerja operasional yang dapat digunakan dalam merumuskan tujuan
instruksional diantaranya adalah:
Ranah Kognitif
1. Pengetahuan: menyebutkan, menunjukkan, menyatakan, menyusun daftar dsb.
3
2. Pemahaman : menjelaskan, menguraika n, merumuskan, menerangkan, menyadur dsb.
3. Penerapan : mendemonstrasik an, menghitung, menghubungkan, membuktikan, dsb.
4. Analisis :memisahkan, mmemilih, membandingkan, memperkirakan dsb.
5. Evaluasi : menyimpulkan, mengkri tisi, menafsirkan, memberi argumentasi, dsb
6. Kreasi : mengkombinasikan, mengarang, menciptakan, mendisain, mengatur dsb
Ranah Afektif
1. Penerimaan : menanyakan, memilih, mengikuti, menjawab, melanjutkan, dsb
2. Partisipasi : melaksanakan, membantu, menawarkan diri, menyambut, dsb
3. Penilaian : melaksanakan, mengambil prakarsa, mengusulkan, membela dsb.
4. Organisasi : berpegang pada, meng integrasikan, mengubah, mempertahankan dsb
5. Pembentukan Pola : bertindak, menyatakan, memperlihatkan, mempersoalkan dsb
Ranah Psikomotor
1. Persepsi : membedakan, menunjukkan, memilih, menghubungkan dsb
2. Kesiapan (menyiapkan diri fi sik/mental) : mengawali, bereaksi, mempersiapkan, me-
nanggapi, memprakarsai, dsb.
3. Gerakan terbimbing (meniru contoh) : mempraktikan, mengikuti, mengerjakan, mem-
buat, mencoba, dsb.
4. Gerakan terbiasa (berpegang pada pola): mengoperasikan, memasang,
mendemonstrasikan, mengerjakan, dsb.
5. Gerakan kompleks (berketerampilan secara lancar,luwes,gesit): mengoperasikan,
mendemonstrasikan, mengerjakan, dsb.
Penyesuaian pola gerak berv ariasi dan kreatif : menguba h, mengadaftasikan, membuat
variasi, merancang, menciptakan, mendesain, merencanakan dsb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar