Senin, 09 Juli 2012

Sebuah Testimoni; Agenda Terselubung BDM (Badan Dakwah Masjid) Al-Hikmah Universitas Negeri Malang


Sebuah Testimoni; Agenda Terselubung BDM (Badan Dakwah Masjid) Al-Hikmah Universitas Negeri Malang

Itulah yang selama ini menjadi perbincangan hangat dari semua mahasiswa di kampus UM, khususnya bagi aktivis ormawa fakultas teknik dan fakultas mipa. Hal tersebut sudah menjadi rahasia umum bagi semua mahasiswa baru yang tentunya kritis dan agamis karena dalam setiap diskusi publik anggota-anggota dari mereka (BDM) selalu menyampaikan dengan nada lantang tentang ideology dan cita-citanya. Pada awalnya tidak ada yang menduga khususnya bagi mahasiswa-mahasiswa baru tentang adanya ajaran terselubung dari organisasi ini.
Bagi mereka yang pernah berkecimpung di organisasi keagamaan semasa di sekolahingin meneruskan kegiatannya dengan mengikuti dan menjadi anggota dari organisasi ini. Begitupun juga bagi mahasiswa baru yang masih asing dengan lingkungan kota besar seperti kota Malang ini dan juga buta akan dunia organisasi, sehingga mereka termasuk saya ingin sekali aktiv sebagai anggota dari organisasi tersebut .hal tersebut terjadi dikarenakan sebagian dari mahasiswa baru yang masih asing berorganisasi menganggap UKM BDM tersebut paling aman dikarenakan merupakan UKM yang berlandaskan agama. Ditambah lagi dengan ajakan dari anggota-anggotanya yang selalu menyertakan ayat al-qur’an yaitu (QS.Muhammad : 7) yang mempunyai arti “hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong agama Allah, niscahya Dia akan menolongmu dan meneguhkanmu”.
Ayat itulah yang selalu dipakai untuk merekrut anggota-anggota baru mereka (BDM). Awal sebelum menjadi anggota yang resmi, kita harus diwajibkan mengikuti beberapa rangkaian kegiatan, dimana diantaranya proses mentoring dan kegiatan TOP 6 (training optimalisasi potensi). Saya yang saat itu masih hijau dalam dunia organisasi hanya mengikuti aturan main yang ada. Saat itu saya juga masih sering mengikuti kajian-kajian rutin yang diadakan oleh kyai lokal (anggota senior) mereka. Pada waktu itu saya sempat bertemu seorang kakak angkatan yang kebetulan satu asrama dengan saya dia bertanya pada saya apakah saya benar-benar yakin aktiv dalam UKM ini (BDM).Hal itulah yang menjadikan saya saat itu mulai bertanya-tanya. Berlanjut pada proses mentoring. Sebelum mengikuti proses mentoring tersebut, setiap anggota baru disarankan untuk membeli buku panduan yang merupakan karya dari BKLDK (badan koordinasi lembaga dakwah kampus). Buku tersebut berjudul “Islam Inspiratif” berjumlah 56 halaman dengan sampul warna biru, dimana harga saat itu Rp 7000,-.
Sampai sekarang buku tersebut masih saya simpan. Disinilah kecurigaan saya mulai tumbuh, memang benar saya tidak dapat memahami isi buku tersebut karena tata bahasanya yang tinggi, tapi secara garis besar buku tersebut mangajarkan tentang bagaimana keimanan kita selama ini dan kewajiban akan dakwah di era modern. Permasalahannya sekarang bukan masalah isi buku tersebut, tetapi seorang yang menjadi mentor saya yang kebetulan dari fakultas Teknik. Beliau berbicara berbagai hal tentang kebiasaan-kebiasaan masyarakat islam pada umumnya sesuai dengan hadits-hadits yang beliau hafalkan. Saya sempat kesal dan dibuat emosi oleh beliau saat mengatakan bahwasanya kebiasaan umat islam di Indonesia pada umunya seperti yasinan, selamatan dan sebagainya dikatakan bit’ah. Beliau juga sempat mengatakan bahwasannya kisah-kisah Walisongo sebagai penyebar Agama Islam di Indonesia hanyalah kisah yang tidak pernah ada alias fiktif belaka. Setelah kejadian tersebut ketidak yakinan saya akan organisasi ini semakin kuat. Kecurigaan saya terhadap organisasi ini di susupi oleh salah satu organisasi ekstra semkain mendekati nyata pada saat adanya kegiatan TOP (Training Optimalisai Potensi) 6. Kegiatan yang menurut saya adalah sebagai diklat bagi calon anggota-anggota baru tersebut dilaksanakn pada Jum’at sampai Minggu tanggal 28 sd 30 Oktober 2011 di villa mewah Holanda Batu. Dimana terdapat dua pemateri yaitu yang pertama adalah Ust Felix Siaw yang katanya trainer Asia Tengara dari Jakarta, dan yang kedua adalah Ust Maliki trainer Malang raya yang belakangan diketahui adalah orang local organisasi tersebut dari fakultas Mipa. Awalnya, semua peserta termasuk saya terlihat antusias mengikuti acara tersebut.
Malam pertama dan hari kedua dari kegiatan tersebut tidak nampak keanehan terjadi. Pada waktu itu adalah Ust Felix yang menjadi pengisi acara alias pematerinya. Barulah pada sore harinya Sabtu 29 Oktober 2011 yang membuat saya yakin bahwa organisasi ini telah menyimpang dan disusupi oleh ajaran ideology salah satu organisasi ekstra. Pada waktu itu Ust Maliki yang menjadi pematerinya. Terdapat perbedaan mencolok dari penyampaian materi pertama, dimana pada saat materi pertama inti materinya hanyalah kewajiban kita sebagai umat islam untuk berdakwah. Akan tetapi pada materi sore hari kedua ini berisi mengenai ajaran-ajaran yang menentang adanya demokrasi di Indonesia, sekulerisme dan liberalisme. Mereka-mereka (Anggota BDM) dapat dibilang tidak setuju dengan adanya system demokrasi dari pemerintahan Indonesia. Atau dengan bahasa kasarnya mereka ingin mewujudkan Negara Indonesia sebagai Negara Islam dengan mewujudkan mengobarkan semangat untuk mewujudkan penegakan system Khilafah di Indonesia. Mereka berkoar-koar tentang kerusakan-kerusakan, penyimpangan-penyimpangan di Negara ini adalah hasil dari kita mengadopsi budaya demokrasi dan ideology pancasila dari bangsa barat (Amerika).
Mereka juga menggembar-gemborkan bahwa dengan mengganti system demokrasi dengan system khilafahlah bangsa Indonesia akan kembali berjaya. Apa itu benar? Apa itu bukan omong kosong? Hanya itulah yang ada di fikiran saya waktu itu. Hingga malam harinya (Sabtu malam 29 Oktober 2011) dengan segalah hadits dan dalil-dalil yang mereka hafalkan mengenai system khilafah, mereka terus menyuntikan semangat akan perubahan dan ideology ini. Beruntung bagi saya. Ilmu-ilmu agama yang pernah saya pelajari waktu di kampong halaman meneguhkan keyakinan saya untuk tidak terpengaruh ideology dan ajaran aneh ini. Malam hari setelah materi dari Ustad Maliki selesai, masing-masing peserta diberikan angket yang berisi mengenai pendapat mengenai pengaruh demokrasi , pancasila, sekulerisme, dan liberalism di Indonesia. Saya sempat melihat dan menanyakan hasil dari beberapa peserta lain, hasilnya sekitar 90% peserta terlihat sudah terpengaruh akan ideology ini. Hanya beberapa peserta saja termasuk saya yang berani menulis terang-terangan tentang pendapat pro demikrasi dan pancasila. Sampailah pada pagi harinya (Minggu 30 Oktober 2011) atau hari terakhir.
Di acara hari terakhir ini, agendanya adalah semua peserta mengikuti outbond. Dimana setiap peserta dibuat per kelompok. Awalnya saya merasa tidak ada yang aneh dari kegiatan ini. Sesi pertama hanyalah permainan-permainan seru yang menghibur semua peserta. Akan tetapi dalam sesi tersebut terdapat sesi yang mengharuskan kita untuk latihan berdakwah atau menyadarkan orang lain yang berbuat buruk ke jalan yang benar dengan hadits yang harus dihafalkan. Setiap jalur yang ditempuh terdapat anggota BDM yang menjadi panitia dengan menyamar sebagai orang yang harus di sadarkan. Dimana orang yang pertama adalah orang yang sedang berpacaran, lalu untuk orang kedua adalah orang bermain judi, dan orang ketiga adalah seorang dukun atau paranormal. Kami setiap kelompok mempunyai kewajiban untuk menyadarkan orang-orang tersebut.Saya pada waktu hanya mencoba berfikiran positip dan menikmati permainan yang ada. Akan tetapi pikiran positip saya perlahan berubah. Di sesi terakhir dari permainan outbond, terdapat sebuah permainan dimana permainan tersebut mewajibkan setiap kelompok menempatkan satu orang wakilnya untuk ber ORASI di depan peserta yang lain dan panitia yang ada. Dimana tema yang harus dibawakan adalah mengenai perkembangan Islam saat ini di jaman modern. Saya saat itu masih belum mengerti apa maksud dari kewaiban untuk ber ORASI tersebut.
Saya hanya mencegah pikiran saya untuk tidak berburuk sangka terlebih dahulu. Begitupun pada waktu perjalanan kembali ke vila, saya dan teman-teman yang kontra terhadap ideology yang sedang di ajarkan ini hanya berdiskusi mengenai apa yang telah disampaikan oleh pemateri sebelumnya. Pikiran positip saya mengenai organisasi ternyata buyar sampai pada acara penutupan. Dalam acara sebelum kita pulang tersebut, semua anggota baru diperlihatkan video-video orasi dari tokoh-tokoh yang menurut saya adalah tokoh dari organisasi ekstra pendukung BDM ini.
Isi dari orasi-orasi tokoh tersebut lagi-lagi adalah mengenai ketidaksetujuan dan keinginan dari tokoh-tokoh organisasi ekstra tersebut mengenai demokrasi dan pancasila yang ada di negeri ini, dan juga ingin mengubah system pemerintahan di negeri ini menjadi system khilafah. Tidak berhenti sampai di situ.Semua peserta diwajibkan membaca sumpah dan di sumpah dimana yang memimpin pembacaan sumpah tersebut adalah Ketua Umum BDM Al-Hikmah periode sebelumnya. Dimana seingat saya terdapat lima pokok dalam sumpah tersebut. Mudah ditebak dari isi sumpah tersebut. Secara garis besar, isi sumpah tersebut mewajibkan kita sebagai anggota BDM Al Hiikmah wajib berdakwah dan menegakan serat mewujudkan kembalinya system pemerintahan khilafah di Indonesia. Dari kejadian itulah mengapa saya berani mengatakan bahwasanya organisasi BDM merupaka organisasi ekstra yang terselubung. Sebagai organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa di dalam kampus, seharusnya BDM harus mempunyai basis dan pola pikir yang dapat mencakup semua elemen mahsiswa khususnya yang beragama islam di dalam kampus. Akan tetapi, saat ini, BDM Al-Hikmah seakan mempunyai ideology yang agak menyimpang dari ideology masyarakat kampus pada umumnya. Dan ideology tersebut sama dengan ideology salah satu organisasi ekstra yang tidak bisa saya sebutkan namanya dimana secara umum ideology tersebut mewajibkan kita untuk berjihad, berdakwah, dan menegakan kembali system khilafah.
Hal inilah yang tidak sepatutnya terjadi. Dalm kajian-kajian atau kegiatan-kegiatannya, selalu di sertai dengan ajaran dan ajakan mengenai ideology yang mereka (BDM) anut. Contoh saja pada beberapa kajiannya yang pernah saya ikuti.Lagi-lagi tema dari kajian tersebut menyerempet tentang demokrasi, pancasila, sekulerisme, dan liberalism. Hal tersebut juga berlaku pada kegiatan BBQ pada rangkaian kegiatan TDI yang merupakan agenda kegiatan dari tim doasen PAI. Dalam kegiatan yang wajib diikuti oleh mahasiswa baru tersebut, lagi-lagi para anggota-anggota BDM menyebarkan virus tentang ideologinya, mengenai demokrasi, pancasila, sekulerisme, dan liberalisme. BDM yang seharusnya bersifat netral dan menjadi wadah bagi semua perbedaan pandangan mengenai islam ternyata malah mengajarkan ideology yang tak lazim bagi semua orang. Kegiatan tersebut seakan menjadi sarana yang empuk bagi ajaran ideology organisasi ekstra yang berkedok BDM untuk menyebarkan ideologinya. Apakah ini yang dinamakan UKM yang benar bagi mahasiswa?
Semua kejadian tersebut sempat membuat semua teman-teman saya sempat risih dan malas untuk mengikuti kegiatan BBQ.Ini dikarenakan pasti semua mentornya ujung-ujungnya berbicara masalah demokrasi, pancasila, sekulerisme, dan liberalisme. Sekarang semua mahasiswa seakan sudah tau apa kedok sebenarnya dari BDM yang mengaku bagian dari UKM tersebut. Dari semua bukti dan kejadian-kejadian yang telah saya alami dan saya ceritakan di atas, maka saya tidak ragu untuk mengangkat judul BDM adalah OMEK terselubung. Yang menjadi pertanyaan sekarang adalah sampai kapan OMEK yang berkedok UKM tersebut ada dalam lingkungan kampus, dan siapakah yang dapat merubahnya.
Saya hanya bisa berdoa supaya perubahan secapatnya terjadi sebelum ada mahasiswa baru yang akan menjadi makanan empuk bagi mereka untuk merekrut anggota baru. Mungkin hanya lewat tulisan yang terbatas ini pengalaman-pengalaman yang dapat saya bagikan.Saya memang benar-benar ikhlas menulis pengalaman ini tanpa tekanan dari pihak manapun agar ada pihak-pihak yang dapat mengerti dan kembali merubah Badan Dakwah Majid Al-Hikmah ke singgasana yang sebenarnya. Karena menurut saya, BDM Al-Hikmah akan lebih terhormat dan bermanfaat jika tanpa adanya campur tangan dan kepentingan dari pihak atau Organisasi ekstra lain. Wassalamualaikum Wr. Wb. Malang, 31 Mei 2012

3 komentar: