Liburan? Siapa yang tidak suka dengan yang namanya liburan? Liburan kan bisa membuat pikiran sejenak menjadi fress dan tidak stress akibat beban berat yang terjadi pada saat melakukan aktivitas sehari-hari. Berangkat dari sinilah, makanya setiap manusia pastilah membutuhkan yang namanya liburan.
Nah, liburan kali ini saya memutuskan untuk pergi ke tempat yang sangat lazim didengar oleh para penikmat budaya yakni berkunjung ke Yogyakarta. Kota yang berada di tengah-tengah pulau Jawa dengan memiliki banyak ragam budaya di dalamnya. Pasti kalau kita mendengarkan istilah Yogyakarta yang terbersit dalam pikiran kita yakni seperti wisata Tugu Jogja, Malioboro, wisata kuliner, wisata budaya, dan wisata alam. Sewaktu saya memutuskan liburan ke Yogyakarta, boleh dibilang perjalanan saya kesana nekat karena hanya menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Yaps, saya dan Silvi bisa dibilang touring pertama lintas provinsi selama hidup, tsaah.
Modal yang kami bawa sewaktu liburan ke Yogyakarta bisa dibilang sangat mepet, pasalnya per orang hanya membawa uang sekitar 300-400ribuan. Gak nekat gimana coba? Nih, kita hitung saja kalau gak percaya. Akomodasi perjalanan pas waktu kemarin menggunakan motor Vario 125, kira-kira habis 100ribu perjalanan. Kami berdua berangkat ke Yogyakarta start dari Malang, sehingga kalau di kalikan pulang pergi butuh dana 200ribu untuk belanja bensin. Tambah lagi dengan makan, kalau diakumulasikan rata pemakan 15ribu dengan airnya selama 3 hari 2 malam maka jadinya 9 kali makan hasilnya 135ribu. Penginapan yang lumayan berat dikantong, hehehe sebab kemarin kami memutuskan untuk stay di Yogyakarta. Perorangannya 100rb kalau dikalikan 2 orang untuk 2 hari gimana? Belom juga tiket masuk wisatanya? Belom jajannya? Haha. End saja masalah itung-itung uang kesananya, hematnya buat kalian yang berniat untuk melakukan liburan, bawa uang sebanyak-banyaknya. Kenapa saya mengatakan demikian? Agar pas dijalan tenang dan gak bingung-bingung lagi.
Waktu untuk liburan kita kemarin saya bilang kurang produktif, kenapa demikian? Sebab mepet waktunya juga faktor lelah perjalanan yang menyebabkan liburan kurang ideal. Tapi selebihnya saya bangga dengan liburan di Yogyakarta, serasa menjadi orang kratonan dan kesultanan Jawa. Bisa menikmati suasana malam di tugu Yogyakarta dengan menikmati kuliner kas masakan Yogja.
Belum berhenti disini saja, pagi harinya kami menjelajah ke kraton Yogyakarta yang merupakan salah satu cagar kebudayaan di sana. Senang bisa mengenal banyak bukti sejarah dulu, kalau kita merupakan bangsa yang hebat. Jauh sebelum mengenal negara, nation (bangsa) lebih dulu kita kenal dan lekati dalam jiwa. Puas berkeliling di kraton Yogyakarta kami melanjutkan perjalanan ke wisata taman sari. Dan setelah tiba lokasi, sepertinya taman sari selain sebagai taman yang bernuansa kerajaan juga digunakan sebagai benteng atau tempat berlindung dari penjajahan Belanda sewaktu masih menjajah bangsa Indonesia. Bagian depan taman sari disuguhi dengan taman yang air memiliki berbagai makna dengan ukiran-ukiran di setiap sudutnya.
Eksplorasi di taman sari Yogyakarta sudah, akhirnya menjelang malam hari, serasa kurang enak dan pas kalau belum mengunjungi Malioboro. Meskipun mainstream akan tetap foto-foto disana tetap dilaksanakan. Lepas hari kedua, akhirnya kami memutuskan untuk pulang kembali ke Malang esok paginya. Perjalanan yang panjang akhirnya kami lalui kembali menggunakan kendaraan bermotor.
Nah, liburan kali ini saya memutuskan untuk pergi ke tempat yang sangat lazim didengar oleh para penikmat budaya yakni berkunjung ke Yogyakarta. Kota yang berada di tengah-tengah pulau Jawa dengan memiliki banyak ragam budaya di dalamnya. Pasti kalau kita mendengarkan istilah Yogyakarta yang terbersit dalam pikiran kita yakni seperti wisata Tugu Jogja, Malioboro, wisata kuliner, wisata budaya, dan wisata alam. Sewaktu saya memutuskan liburan ke Yogyakarta, boleh dibilang perjalanan saya kesana nekat karena hanya menggunakan kendaraan bermotor roda dua. Yaps, saya dan Silvi bisa dibilang touring pertama lintas provinsi selama hidup, tsaah.
Modal yang kami bawa sewaktu liburan ke Yogyakarta bisa dibilang sangat mepet, pasalnya per orang hanya membawa uang sekitar 300-400ribuan. Gak nekat gimana coba? Nih, kita hitung saja kalau gak percaya. Akomodasi perjalanan pas waktu kemarin menggunakan motor Vario 125, kira-kira habis 100ribu perjalanan. Kami berdua berangkat ke Yogyakarta start dari Malang, sehingga kalau di kalikan pulang pergi butuh dana 200ribu untuk belanja bensin. Tambah lagi dengan makan, kalau diakumulasikan rata pemakan 15ribu dengan airnya selama 3 hari 2 malam maka jadinya 9 kali makan hasilnya 135ribu. Penginapan yang lumayan berat dikantong, hehehe sebab kemarin kami memutuskan untuk stay di Yogyakarta. Perorangannya 100rb kalau dikalikan 2 orang untuk 2 hari gimana? Belom juga tiket masuk wisatanya? Belom jajannya? Haha. End saja masalah itung-itung uang kesananya, hematnya buat kalian yang berniat untuk melakukan liburan, bawa uang sebanyak-banyaknya. Kenapa saya mengatakan demikian? Agar pas dijalan tenang dan gak bingung-bingung lagi.
Waktu untuk liburan kita kemarin saya bilang kurang produktif, kenapa demikian? Sebab mepet waktunya juga faktor lelah perjalanan yang menyebabkan liburan kurang ideal. Tapi selebihnya saya bangga dengan liburan di Yogyakarta, serasa menjadi orang kratonan dan kesultanan Jawa. Bisa menikmati suasana malam di tugu Yogyakarta dengan menikmati kuliner kas masakan Yogja.
Belum berhenti disini saja, pagi harinya kami menjelajah ke kraton Yogyakarta yang merupakan salah satu cagar kebudayaan di sana. Senang bisa mengenal banyak bukti sejarah dulu, kalau kita merupakan bangsa yang hebat. Jauh sebelum mengenal negara, nation (bangsa) lebih dulu kita kenal dan lekati dalam jiwa. Puas berkeliling di kraton Yogyakarta kami melanjutkan perjalanan ke wisata taman sari. Dan setelah tiba lokasi, sepertinya taman sari selain sebagai taman yang bernuansa kerajaan juga digunakan sebagai benteng atau tempat berlindung dari penjajahan Belanda sewaktu masih menjajah bangsa Indonesia. Bagian depan taman sari disuguhi dengan taman yang air memiliki berbagai makna dengan ukiran-ukiran di setiap sudutnya.
Eksplorasi di taman sari Yogyakarta sudah, akhirnya menjelang malam hari, serasa kurang enak dan pas kalau belum mengunjungi Malioboro. Meskipun mainstream akan tetap foto-foto disana tetap dilaksanakan. Lepas hari kedua, akhirnya kami memutuskan untuk pulang kembali ke Malang esok paginya. Perjalanan yang panjang akhirnya kami lalui kembali menggunakan kendaraan bermotor.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar