Sabtu, 01 Desember 2018

Ujian Komprehensif S2 PPKn UM

Akhirnya, semua berjalan sesuai dengan program dan waktunya masing-masing. Dan inilah yang akan aku lalui sebagai tahapan bagaimana kita berproses menjadi seorang lulusan magister yang profesional.

Dari evaluasi bersama koordinator program studi, ternyata komprehensif adalah perihal yang wajib ditempuh setiap mahasiswa pascasarjana universitas negeri malang (UM). Tak terkecuali prodi baru macam aku dan teman-teman, yakni prodi S-2 pendidikan pancasila dan kewarganegaraan (PPKn). 

Meskipun tidak masuk dalam sistem kredit semester atau KRS, akan tetapi ujian kompre diwajibkan di seluruh prodi di Pasca UM. Nantinya hasil akhir dari ujian kompre adalah sertifikan lulus atau tidak lulus. Yang kemudian dari sertifikat itulah menjadi bukti bahwa kita bisa mengajukan dan ikut ujian tesis. 

Ada 2 macam jenis ujian kompre yang di Pasca UM, begitu papar Dr. Rosyid. Pertama, ujian tulis dengan format menulis, open book, dan open mind. Artinya kita dituntut untuk berpikir analitik yang super-duper. Bagiku, toh membuka buku bukan menjadi acuhan. Bahkan kita tidak bisa menemukan jawaban atas pertanyaan yang telah disuguhkan, karena pertanyaan merupakan konsep berpikir metakognitif, faktual, kontekstual, dan dinamis. Disinilah peran pemikiran kita yang hal paling utama, selain dari pemikiran dari hasil rujuan buku. 

Kedua model ujan lisan. owh iya, kedua model disini bukan pilihan, akan tetapi bagian yang tidak terpisahkan. Jadi perlu dipahami, bahwa setelah melakukan ujan tulis lalu kemudian lanjut pada ujian lisan. Disini yang kemarin menjadi pokok pertimbangan dari Dr. Rosyid untuk mengambil ujian dengan model pra-syarat proposal  tesis. Sebab ada dari prodi S-2 di Pasca UM yang tidak menjadikan proposal tesis sebagai pra-syarat untuk mengikuti ujian komprehensif, dan sebagai konsekuensinya adalah ditanyakan macam-macam hal seputar perkulian selama kurang lebih 2 semester. 

Memang mempunyai effect kejut berbeda, jikalau mengambil model ujian dengan pra-syarat proposal tesis sebagai bahan ujian, maka pertanyaan pun seputar proposal tesis. Dan bagiku itu cenderung lebih ringan daripada model ujian non-proposal tesis. Memang tidak melampirkan proposal tesis sebagai pra-syaratnya, akan tetapi ujian ditanya sesuka hati dari penguji, berat mana? Pilihan dimasing-masing individu ya. 

Akan tetapi kemarin ada kebijaksan dari Dr. Rosyid selaku kooprodi S-2 PPKn Pascasarjana UM, untuk seragamkan dan memilih ujian lisan dengan model melampirkan proposal tesis sebagai pra-syaratnya. Sehingga hal yang menjadi sulit adalah dalam hal membuat proposalnya, dan itulah yang menjadi kekuatan tersendiri bagi kita untuk terus menerus semangat dalam membuat tulisan. 

Dan bagiku lebih enak jika memilih model ujian lisan dengan melampirkan proposal tesis. Alasanku, sebab dengan melampirkan proposal tesis sebagai bahan ujian, maka akan membantu kita untuk lebih cepat dalam menyelesaikan kuliah. Disini mengandung arti bahwa, ada proses membuat proposal tesis awal. Dengan demikian aku di peras untuk segera seminar proposal. Alasan terakhir, bagiku ujian kompre lisan dengan bahan proposal tesis adalah yes. 

Jadi tahapan yang aku lalui sudah semakin ringan untuk menuju gelar magister ini. Dengan demikian tugas ku sekarang berfokus kepada proposal tesis. Memang semua ada masa, tahapan, dan prosedurnya. Kadang kala kita ingin cepat, akan tetapi sistem yang menunut untuk lambat, atau bahkan sebaliknya, kita yang santai akan tetapi sistem yang mengharuskan kita untuk tetap dalam kondisi yang normal dan terhitung cepat. Tinggal bagaimana kita bisa menyesuaikan diri terhadap proses dan sistem yang ada.

Setidaknya proposal tesis yang aku buat kemarin adalah proposal tesis yang bisa dibilang cepat. Pasalnya aku hanya membutuhkan waktu tidak kurang dari seminggu untuk menyelesaikannya. Meskipun terbilang cepat, akan tetapi sudah sejak satu semester yang lalu ada gambaran di latar belakang masalah. Sehingga memang aku memulainya tidak lagi dari posisi nol. Yang artinya membuat dari lembaran-lembaran kosong.

Jadi buat kalian yang akan berniat ikut ujian komprehensif di Prodi S-2 PPKn. Maka sedari awal masuk perkuliahan sudah disiapkan draf kotor untuk proposal tesisnya. Setidaknya ada gambaran untuk menulis latar belakangnya, sebab jika sudah di desak dengan yang namanya waktu akan membuat pikiran kita menjadi kacau. Percaya atau tidak itu terserah pembaca? Yang pasti Aku mengalaminya. Sepandai apapun kalian, tidak akan bisa maksimal jika dihadapkan dengan jumlah waktu sedikit, dan dituntut untuk tampil baik. Mulai sekarang, hadapi kenyataan pahit sebagai rasa bahwa kita pelajar dan tugasnya adalah belajar. Belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Dan akhirnya, minggu-minggu berat akan aku alami sekitar lebih kurang 2 minggu kedepan. Semoga bisa terlampau dengan baik, dan kunikmati pemerkosaan proses ini~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar