Kamis, 13 Desember 2018

Merajuk

Seperti menunggu pujaan hati yang tak kunjung datang dari surga?

Lelah, rasanya penat ini tak membuahkan hasil maksimal. Tapi apalah daya, semua memang sudah menjadi petunjuk dan aturan yang datang dari Tuhan. Merasa ikhlas, dan selalu berada dalam pikiran positif, membawa dalam keadaan yang lebih baik.

Saat berjalan, rasanya penat dalam diri ini tak kunjung ada habisnya, atau memang masa terakhir sekolah, adalah masa dimana diri ini diuji habis-habisan.

Mungkin aku sukar untuk menjelaskan, menjawab, dan menilai tentang keadaan ini semuanya. Atau aku yang sedang kacau tentang keadaanku ini, aku pun entah tak mengerti. Habis hati dan pikiranku atas semuanya.

Ada rasa tidak senang dalam sistem dan aturan ini. Seolah kekuasaan dari seseorang adalah feodalisme yang melekat dalam diri. Lepas dari segala kepentingan dan rasa tanggungjawab, dari batin hati terdalam ada perasaan tidak sesuai dengan diriku.


Rasa-rasanya memang hampir semua orang-orang, dan makhluk serupa manusia Indonesia memiliki feodalistik dalam dirinya.

Entah dorongan jin halus? Aku pun tak habis memikirannya. Yang pasti, aku rajuk dengan keadaan ini.

Kalaupun diberhentikan, berhentikan sudah! guna memberikan pengetahuan pada diri, bahwa aku tidak mampu. Prematur untuk menuntaskannya perihal tugas akhir ini.

Wadah pelampiasaan yang bisa aku tuangkan hanya mungkin lewat tulisan, tapi rasanya tak adil aku menyalahkan sifat. Sebab sifat ataupun tabiat adalah jati diri yang hidup.

Ingin rasanya aku mengkoreksi segalanya, menggeledah semuanya, menyusun ulang, memperbaiki keadaan yang sebegini tidak sistemik. Entah mengapa, aku hanya salju yang meleleh di kala terik matahari muncul.

Tak ada daya, tak ada kuasa. Hanya mampu berucap dengan kata-kata yang tak ada habis-habisnya.

Yang pasti aku merajuk~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar