Sabtu, 11 Agustus 2018

Memahami Dunia Anak

Istilah ”kids zaman now” mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua? Apa sih sebenarnya arti istilah ini? Apa benar hal ini berkonotasi dengan makna negatif? Kalau diartikan negatif berarti kita menganggap anak-anak kita negatif dong?

Aku adalah orang yang tidak suka dengan perspektif suudzon, kenapa kita tidak melihatnya secara positif, padahal jika kita bisa melihat sesuatu dengan cara pandang positif maka jiwa kita akan bangkit dan menemukan nilai baru yang bermanfaat. Sedangkan jika yang ada dalam diri kita adalah cara padang negatif, maka sudah tentu jiwa kita akan lemah, tak berdaya, bahkan mati.‬ Jadi Anda lebih memilih negatif atau positif?

Dalam konteks dunia pendidikan, keengganan para pendidik dan civitas pendidikan lainnnya berinovasi dalam teknologi adalah karena mereka tidak mau memahami tentang dunia anak itu sendiri. Dunia anak? Iya betul dunia anak. 

Sebagai orang tua (pendidik) sering kali kita mengajar dengan cara memandang anak didik kita sesuai cara kita memandang kehidupan.  Padahal tentu sangat berbeda makna hidup bagi orang tua dan bagi anak-anak? Setuju ya?  Sepertinya 100% setuju.

Memahami dunia anak adalah salah satu kunci utama agar pembelajaran aktif berbasis Teknologi dapat terlaksana.‬ Karena anak itu:

1. Dunia anak yang Pertama‬ “ANAK ITU CERIA DAN MENYENANGKAN”
Pernah merasa sebel ke murid Anda? Atau jangan-jangan malah sering ya? Sudah gaji belum turun, anak di rumah minta dibelikan sepatu baru, suami/istri sedang ada masalah. Eh sampai di sekolah murid-muridnya susah diatur. PR gak dikerjakan, saat belajar malah ngobrol dengan teman-temannya, diberikan penjelasan gak paham-paham. Lengkap sudah penderitaan seorang guru itu semua akan terjadi jika cara pandang kita terhadap anak keliru. Ya KELIRU. Guru memang bukanlah orang  yang sempurna, tapi ia dituntut untuk selalu tampil baik di hadapan murid-muridnya.

Termasuk dalam hal menyapa muridnya, menjelaskan materi, tersenyum dan apapun dalam konteks interaksi dan komunikasi. Oleh karena itu guru harus bisa berfikir bahwa murid kita adalah sosok yang menyenangkan, ia sebenarnya adalah pribadi yang ceria. Anak itu selalu dominan berfikir kesenangan daripada kesusahan. Maka hadirkanlah pola interaksi dan komunikasi yang menyenangkan, yang membuat mereka bisa kembali ceria ketika ada masalah.

Buatlah komunikasi yang membuat mereka merasa bahwa Anda adalah pribadi yang menyenangkan, yang ketika murid itu melihat senyum Anda saja, segala kepenatan hidupnya akan luruh. Jangan dikira murid tidak punya masalah. Mereka juga punya masalah, nah jangan sampai hadirnya Anda justru menambah masalahnya.

Kepribadian anak yang ceria dan menyenangkan ini juga akan termanifestasi dalam setiap tindakannya. Anak akan lebih memprioritaskan kegiatan atau aktifitas yang menyenangkan buat mereka. Terkadang mereka asal bertindak dan senang. Soal manfaat dipikir belakangan. Ini naluriah ya, sewajarnya begitu.
Jadi, kalau murid-murid  nampak menyebalkan di hadapan gurunya, bisa jadi gurunya lah yang memang tidak menyenangkan dan tidak bisa membuat mereka ceria.

2. Dunia Anak yang Kedua “ANAK ITU MUDAH PENASARAN ”
Rasa ingin tahu terhadap hal-hal baru di sekitarnya sangat tinggi. Ketika guru mengajar di setiap kelas hanya dengan metode dan strategi yang begitu-begitu saja, diulang-ulang terus, tanpa pernah ada inovasi baru, pastilah akan membuat anak bosan. tapi jika guru kreatif, rajin berinovasi, tentunya akan membuat anak semakin tertarik dengan pembelajarannya.

Apalagi jika Anda berinovasi dengan teknologi, sesuatu yang bagi anak itu adalah hal yang sangat menyenangkan dan memancing penasaran, sudah pasti mereka akan mudah untuk Anda orkestrai belajarnya.

Hanya saja bagi sebagian guru, sifat naluriah anak yang suka penasaran ini justru tidak dimanfaatkan dengan benar. Parahnya lagi justru dijadikan penghalang untuk kemajuan. Padahal rasa penasaran ini jika di maksimalkan, di motivasi, di dorong ke arah yang benar dengan metodologi yang benar, ia akan menjadi energi dahsyat bagi siswa untuk mengembangkan dirinya. Banyak temuan hebat di era sekarang ini yang dilatarbelakangi  oleh rasa penasaran penemunya, bukan sekedar ilham, buka juga pemikiran filsafat, apalagi wangsit, tapi temuan itu berawal dari rasa penasaran tinggi, dikelola dan dikembangkan sedemikian rupa, dicoba dan dicoba lagi, hingga akhirnya terciptalah karya yang hebat.

Nah kalau guru bisa memanfaatkan rasa penasaran anak ini secara maksimal, yakinlah bahwa guru akan lebih mudah dalam bekerja sama dengan muridnya untuk mencapai keberhasilan pembelajaran.

3. Dunia Anak yang Ketiga “ ANAK ITU AKTIF ”
Aktif adalah salah satu ciri anak yang sangat penting untuk dipahami oleh seorang guru. Ketika seorang anak berhadapan dengan sesuatu yang menyenangkan buat dia, maka ia akan semakin penasaran untuk lebih memahaminya, rasa penasaran itu akan diwujudkan dengan sebuah keaktifan tindakan yang menyertainya. Contoh sederhana begini:

Ketika anak disodori sebuah tablet/smartphone ia sudah pasti akan tertarik, kemudian pasti ia akan penasaran, ngotak-atik aplikasinya, main game, lihat video dan sebagainya. Semakin  suatu hal itu membuat anak senang, maka ia akan makin penasaran, dan ia juga akan semakin aktif menggunakannya.
Sifat aktif anak ini jika tidak dikelola dengan tepat bisa jadi bumerang bagi guru. Siswa yang aktif (dengan berbagai tindakan baik positif maupun negatif) kadang dilihat sebagai sesutau yang mengancam. Membuat guru tidak nyaman, bahkan seolah dalam bahaya. Padahal itu memang sudah menjadi karakter anak yang harusnya dioptimalkan. Siswa yang dalam suatu kegiatan belajar tertentu terlihat terlalu aktif, tentu saja ia sedag menemukan dan mengekspresikan dunianya.

4. Dunia Anak yang Keempat‬ “ ANAK ITU KREATIF “
Anak yang aktif biasanya akan berlanjut ke perilaku kreatif. Tindakan kreatif inilah yang akan membuat anak berbeda antara satu dengan yang lainnya.

Pada satu praktikum  pembelajaran tertentu, seorang anak bisa menyelesaikan tugas dengan cepat, sementara lainnya diselesaikan dalam tempo yang lambat. Hal ini bisa dicek pada tingkat kreatifitas anak tersebut. 

Kegiatan pembelajaran yang melibatkan semua unsur kognisi, afeksi dan psikomotorik sekaligus akan lebih mudah digunakan untuk melihat tingkat kreatifitas seorang siswa. Siswa yang aktif dan kreatif akan mudah untuk mengeksplore dirinya. Mendayagunakan segala kemampuan yang dimilikinya, berfikir kreatif (out of the box) untuk menyelesaikan tugas.

5. Dunia Anak yang Kelima‬ “ DUNIA ANAK ITU ADALAH DUNIA YANG RAMAI DAN SENANG BERKELOMPOK “
Guru hebat adalah seorang guru yang bisa menciptakan kelas pembelajaran yang mampu mengakomodir dan mengembangkan empat sifat naluriah anak sebagaimana pemaparan sebelumnya. Maka menciptakan komunitas pembelajaran yang tepat sesuai sifat dasar anak inilah yang harus menjadi perhatian utama setiap guru dalam mengajar. Karena anak itu suka berkelompok, maka komunitas pembelajaran yang baik akan menjadikannya selalu senang dalam belajar. Anak akan mudah bekerja sama menuju goal yang diinginkan.

Pribadi yang ceria dan menyenangkan, pribadi yang penuh rasa penasaran, pribadi yang aktif dan pribadi yang kreatif adalah satu kesatuan dunia naluriah yang melekat pada diri seorang anak.‬

Tugas guru adalah untuk mengelolanya, memberikan kesempatan kepada anak untuk berkembang bersama dalam satu komunitas pembelajaran yang tepat. Oleh karena itu seorang guru memang harus bekerja keras dalam menciptkan komunitas pembelajaran yang mampu mendukung semua bakat dan perkembangan anak sesuai dunianya. Tentu saja metodologi mengajar memegang peranan yang sangat penting dalam upaya menciptakan kelas/komunitas pembelajaran yang hebat ini.

Kalau metodologi gurunya saja masih gaya ala-ala Flin Stone atau lebih parah lagi seperti masa pra-sejarah bagaimana mungkin komunitas/kelas pembelajaran yang kita kelola mampu mengembangkan dunia siswa-siswinya.  That’s the point.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar