doc. silviananoerita |
Kali ini aku akan berbagi ceritaku di minggu kemarin saat liburan ke Kota Kediri. Yaps, sebuah daerah yang berada di titik selatan jawa timur dengan sentral industri makanan terkhusus dalam olahan kedelai menjadi Tahu. Khas dan menjadi breanding atau simotik dari sebuah daerah di Kediri.
Dan kali ini aku akan berbagi pertualangan ini kemarin, ceritanya ingin mengunjungi Kediri karena kangen dengan daerah ini, terlebih ada seseorang yang perlu kiranya untuk di berikan perhatian. Jadi sebenarnya, tujuan utama aku liburan ke Kediri tidak lain dan tidak bukan hanya untuk melepas rasa keluh kesah, resa, rindu dan sebagainya. Memang usia tak lagi muda, tapi hasrat hati tetaplah sama. Demikianlah ucap para pejuang cinta.
Perjalanan aku lakukan dengan menggunakan kendaraan roda dua, ya... Tunggangan paling berkesan dan setia menemani saat-saat duka maupun bahagia. Karena biasanya banyak hal tidak enaknya saat berpertualang, terlebih menggunakan kuda merah ku ini. Kalau kepanasan tidak kehujanan, kalau kehujanan jelas tidak kepanasan, ungkapan ini barang sudah lazim ada didengarkan. Ketika jam menunjukan pukul lima pagi, aku sudah terbangun. Dan memang ada chat masuk yang memberitahukan jadi berangkat jam berapa? akhirnya aku bilang, jam tujuh atau jam berapa, yang jelas pagi hari. Begitu kiranya ingatanku tentang percakapanku dengan yang tadi di kangenin. Selain daerahnya, juga ada orang yang jelas menggerakan pikiran dan tubuh ini untuk memacu kendaraan sampai kesana.
Selebihnya, perjalanan yang aku lalui lancar dan kesannya memang tidak ada macet yang berlebihan. Atau karena bersamaan dengan hari libur, sehingga aktifitas keseharian dengan agenda kesibukan kerja mulai berkurang. Jadi sepanjang ingatanku, sekitar pukul enam lewat duapuluh lima menit memacu kendaraan untuk keluar dari daerah Malang untuk berjalan ke Kediri. Perjalanan aku tempuh hari itu juga dengan tempo yang lumayan cepat, seperti halnya yang telah diungkapkan diatas. Selain karena tidak macetnya kendaraan yang ada di sekitar daerah Malang-Kediri. Juga dengan faktor pendukung dari Ilahi, karena tanpa campur tangan dan kehendaknya tidak mungkin terjadi peristiwa ini.
Kira-kira pukul delapan lewat duapuluh menit aku telah tiba dilokasi, dan memang rencana awalnya untuk bertemu ke indomart. Sebenarnya tidak tahu agenda aku kemana ke kediri. Yang jelas, liburan kali ini memang untuk menyejukkan suasana kebatinan yang tidak nyaman selama di Malang.
Dan, akhirnya aku diajak untuk ke sebuah lokasi yang nama daerahnya Posharang Kediri. Awalnya aku belum begitu memahami apa yang ada di daerah tersebut. Wisata macam apa atau bagaimana kisi-kisi perwujudannya aku tidak begitu detail untuk menanyakannya. Yang pasti aku akan tahu sendiri bagaimana nanti wisatanya. Karena kan jelas berkunjung dan berkeliling.
Ternyata, apa yang didapatkan malah serasa unik dan memang ini yang diperlukan. Walaupun dengan keadaan yang lelah dalam perjalanan tapi memang terbayarkan dengan wisata yang menurut aku penting untuk memahami kebhinnekaan yang ada di Indonesia. Ternyata daerah Posharang ini adalah tempat ibadah umat Kristen dengan paham Katholik atau kalau kita singkat dengan sebutan Kristen Katholik. Dari susunan kegiatan, aku mulai sedikit memahami bagaimana cara beribadah, memang suasananya terbuka dan sepanjang perjalanan menuju tempat ibadah utama dan representasi kematian Yesus akan di jejalin dengan pernak-pernik ole-ole yang mempunyai ciri khas untuk umat Kristen Katholik. Hal ini yang memberikan spirit sendiri bagi aku untuk lebih yakin dengan ajaran agama yang aku anut. Memang banyak yang didapatkan, tapi inilah pengetahuan. Boleh untuk kalian berkunjung, tidak mementingkan agama atau umat apa kalian, di daerah Posharang Kediri adalah tempat wisata yang sekaligus bertepatan pada hari Minggu ada ibadah rutinan. Keren, dan kita akan memahami.
Penting untuk diketahui pula, disana banyak penjual lilin dan aku kemarin ditawarin. Tapi bukan bermaksud hendak melecehkan atau bagaimana. Sejujurnya aku belum paham apa yang ada, jadi tips bagi yang non-Kristen Katolik bisa mengabaikan tawaran-tawaran dari pedagang yang ada disana.
Demikian cerita pendek yang bisa aku bagikan, selebihnya aku bahagia bisa mengenal sebuah sistem kepercayaan masyarakat yang bisa disaksikan secara terbuka bagaimana mekanisme secara teknis lantunan doa dan sebagainya untuk mendapatkan sebuah informasi dan tentunya pengetahuan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar