Selasa, 03 November 2020

Pembelajaran di Era Pandemi Covid-19 Masih Saja Buruk

Pembelajaran era pandemi covid-19
Menjelang pengujung tahun 2020, sistem pendidikan kita masih terbebani oleh pandemi. Ya, virus covid-19 yang menghantui seluruh masyarakat di muka bumi. Sebagai hadiah dari virus covid-19 ini adalah kelumpuhan di segela sektor kehidupan.

Salah satunya, dalam dunia pendidikan kita, di Indonesia. Sebenarnya, kita ini masih belum siap akan digitalisasi pendidikan. Terbukti dari infrastruktur yang masih belum memadahi, mulai dari jaringan internet yang masih belum mampu menjangkau seluruh pelosok negeri.

Selain itu, kemampuan orang tua yang belum semuanya selaras seirama dengan kemajuan zaman. Masih ada sebagian dari orang tua yang masih belum kenal dengan teknologi. Sebut saja, gawai dan laptop. Dua perangkat yang menurut kita lazim, namun ada sebagian penduduk kita masih belum mengenal, apalagi memilikinya.

Hadiah dari ketidaktahuan dari sebagaian penduduk kita apa? Ya, anak yang acuh dengan pendidikan digital. Dan bingung dengan apa yang harus dilakukan dengan sekolah digital, yang istilah keren hari ini : Sekolah Daring. 

Inilah yang menjadi titik perhatian kita semuanya sebagai pegiat pendidikan.  Ketidak-efisien dan ketidak-efektif pun terjadi. Pendidikan digital pun berusaha dipaksakan pada guru dan siswanya. Terlebih lagi, ada guru yang masih belum di upgrading pengetahuannya. Nah, itu semua berada pada guru yang memiliki rentan usia dengan kisaran kepala 4, 5 dan 6 yang malas untuk belajar.

Lagi dan lagi, yang kena imbasnya adalah siswa kita, ya! Anak didik kita, penerus bangsa. Yang seharusnya, kelas menjadi menarik bagi anak, sekarang menjadi tidak menarik lagi. Karena, hanya transfer pengetahuan saja, tak lebih. Dan itupun dilakukan dengan berkirim pesan. Ajaibnya nanti, awal tahun 2021 siswa menerima hasil rapor tanpa mengenal gurunya secara langsung tatap muka.

Namun, pandemi mengajarkan kepada kita, untuk mencari formulasi yang tepat atas keterbatasan ini. Hingga akhirnya, dibentuklah televisi yang berisi tayangan pendidikan. Ya, setidaknya membantu anak didik yang tak terjangkau oleh internet.

Meskipun, televisi tidak menjawab secara subtansi akan permasalahan hari ini, karena hanya memberikan tayangan searah. Yang bagi saya itu bukan hal yang benar. Ketidakmampuan dan ketidaksiapan kita dalam menyambut digitalisasi adalah faktor utamanya. SDM kita memang kurang, ketambah lagi dengan infrastruktur yang masih belum baik. Didorong pula dengan mental anak bangsa. Ini pekerja rumah yang musti kita pikirkan bersama-sama.

Daya dukung dari berbagai macam sektor pun juga nampak tak signifikan. Imbasnya pun demikian, mengorbankan pendidikan di anak didik kita. Yang pangkalnya adalah Pembelajaran di era pandemi covid-19 ini mengajarkan kepada kita bahwa, tatap maya tidak sebaik tatap muka. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar