![]() |
ilustrasi |
Saya sedikit mau menceritakan pengalaman
saya saat berbicara dgn salah satu orang tua siswa di bimbingan belajar Indonesia
College. Saya bercakap cakap santai dgn Yanto, usia 38 tahun yang
berbagi cerita pengalaman masa hidupnya.
Banyak pemikiran yang bisa saya tiru dan pelajari dalam
kisah perjalanan hidupnya. Mulai dari ekonomi yang diceritakan. Ada
benarnya, bahwasanya menginjak usia remaja-dewasa memikirkan masa depan, yap masa depan untuk mempersiapkan bekal.
Walaupun saya belum mempunyai keluarga, akan tetapi tidak ada salahnya kalau melek ekonomi atau biasa disebut keuangan keluarga. Sebab harmonis sebuah keluarga bukan
hanya kepercayaan dan rasa tanggungjawab semata, akan tetapi ekonomi keluarga
menjadikan salah satu faktor utamanya. Jikalau pepatah mengatakan "sedikit demi sedikit
lama-lama menjadi bukit". Ini lah prinsip yang semestinya bisa kita ambil dan
jadikan rujukan dalam membangun ekonomi. Memang mulanya semua berproses dari hal yang kecil untuk menuju hal yang lebih besar dan bahkan dengan usaha nantinya akan menjadi besar. Merdeka finacial, yaa.
Bagi yang belum memahami secara utuh arti dari merdeka finansial, saya menjelaskan bahwa merdeka finansial itu
artinya merdeka dalam hal keuangan. Mungkin kalian bingung, kenapa keuangan harus dimerdekakan? kalau menurut saya sih, ini salah satu yang penting. Merdeka Keuangan yang dimaksudkan bukan
bearti kita bisa bebas menghamburkan uang yang kita hasilkan dan miliki
untuk kepentingan badan. Lebih hematnya, ambisi nafsu untuk mendapatkan barang pemuas kebutuhan yang tak kunjung habisnya. Sedikit mendapatkan rejeki menghamburkan uang yang didapatkan, sehingga seperti lewat saja uangnya.