google.com; burung manyar |
Pagi ini, berisik dan memang begitu setiap harinya. Ku tulis cerita pendek hanya untuk mengisi kegundahan hati dan pikiran yang selalu membayang akan masa depan. Terniang-dan menderu-deru cepat bagai kilat yang siap menyantap tanah, sebagai bentuk pertemuan kutub medan magnet negatif dan medan magnet positif. Itulah awal, yang setidaknya bisa aku ceritakan.
Penghiburku dikala sepi datang, liburan ini begitu menyiksa. Tigabulan lamanya, tanpa ada jeda sedikitpun untuk beraktifitas. Muram sunyi dalam goa, rumah penuh dan sesak dengan segala-galanya. Memang aku orang desa, sangat desa. Dan lumayan jauh dari perkotaan. Dan karena lokasi yang bepapasan ditepi jalan raya, akibatnya lahirlah sosokku yang seperti menyerupai orang kota, ya. Dimana paham individualis lebih utamakan. Jadi, kalau bukan perihal bisnis, dan kepentingan yang saling menguntungkan, tidak ada akses untuk berkomunikasi. Setidaknya itu pergeseran nilai yang aku temukan di desaku yang ku cintai. Utamanya pada diriku.