Kamis, 12 Juli 2018

Arus Uang

Kesalahan merupakan perihal naluriah dari manusia; dan kesalahan mengelolah ekonomi dalam kehidupan bisa ber-dampak buruk bagi kehidupan. Banyak ragam kesalahan dalam pola berpikir, konsep ekonomi untuk mencapai sebuah tujuan dalam kehidupan. Hal itu bukan barang baru lagi, terlebih kita yang sedang berusaha mencari penghidupan yang lebih layak. Artinya dengan usia yang relatif muda bisa menjadi orang kaya.

Pola pikir kita yang keliru, menghasilkan tindakan keliru, dan berdampak besar kekeliruannya untuk ke depan. Biasanya dari sebagian kita beranggapan bahwa penghasilan besar, memiliki rumah besar, dan mobil adalah orang kaya. Konsep ini yang kadang keliru bagi orang awam kebanyakan orang. Tentu orang kaya memiliki caranya sendiri, usahanya sendiri, dan point utamanya adalah bagaimana orang kaya mengatur arus uang. Aku ulang dan tekan kan lagi, yang benar tergantung bagaimana arus kas atau arus uang. Datangnya dari mana dan perginya kemana. Itu yang menentukan apakah kita menjadi orang miskin atau orang kaya. Arus sendiri dapat Aku artikan adalah gerakan, aliran, mekanisme uang itu dijalankan atau digunakan untuk mendatangkan keuntungan berupa uang.

Arus uang kita bisa di pahami seperti aliran uang. Cara apa kita lakukan untuk mendapatkan uang lebih atas penghasilan yang kita dapatkan. Kemudian bagaimana uang itu bisa kita kelolah dan atur ke dalam arus kas atau arus uang kita. Setidaknya Aku mengklarifikasinya ke dalam 3 macam arus uang, yang pertama, arus uang orang miskin; kedua, arus uang kelas menengah; dan ketiga, arus uang orang kaya. Jika kita menginginkan makmur atau kaya harus memiliki arus uang orang kaya, konsep pikiran ini yang membangun seseorang untuk lebih maju.

Pertama, Arus Uang Orang Miskin. Lazimnya orang miskin memiliki pekerjaan kasar, buruh, akan tetapi kebutuhan dan gaya hidup yang berlebih, sehingga lebih besar pengeluaran. Umumnya pengeluaran berupa makan, sewa, pakaian, hiburan, dan hutang. Hasilnya, tidak ada arus kas atau arus uang yang di miliki. Dan tentu beban dalam kehidupan tidak di miliki, beban yang di maksud berupa pajak, atau pengeluran rutin bulanan dalam jumlah yang lumayan besar. Misal kredit rumah, kredit mobil, ataupun kredit motor. Dan kebanyakan pula, orang miskin tidak memiliki aset dalam hidupnya, boro-boro punya aset, menyimpan uang pun kadang tidak dimiliki. Pola pikir yang ada pada orang miskin adalah hasil pendapatan dari pekerjaan. Konyol-nya hanya dipikirkan untuk bagaimana cara untuk menghabiskan. Seperti membayar hutang, dengan konsep gali lobang tutup lobang, bukan hanya kebutuhan dalam hidup, dan topangan keinginan lain. Seperti, gaya hidup, pakaian, dan sewa rumah.
Kedua, Arus Uang Kelas Menengah. Biasanya ditempati bagi mereka yang sebagai pekerjaan seperti karyawan, pns, dokter, dan pekerja seprofesi lainnya. Dan mendapatkan pemasukan rutin, kemudian membeli rumah dan mobil dengan cara kredit, otomatis akan menambah beban dalam kehidupan, dan otomatis akan menambah pengeluaran. Pemasukan yang konstan, tidak menutup  dari jumlah pengeluaran yang tinggi. Sehingga tidak jarang orang dengan kelas menengah sering minus dalam kehidupannya. Dan susah untuk berkembang, kebanyakan konstan dengan yang telah dimiliki. Mereka tidak memutar arus uang atau arus kas dengan baik. Untuk melibatkan Aset dalam kehidupannya pun tidak pernah.

Ketiga, Arus Uang Orang Kaya. Lazimnya ditemukan orang kaya yang jarang bekerja, tapi hanya mengkontrol dan bergembira ria dengan keluarga. Itu yang diamati orang awam, akan tapi di balik kesuksesan dan menjadi orang kaya terdapat pengaturan arus uang yang baik. Sehingga, perlu kita amati, contoh, dan tiru bagaimana cara mengatur arus kas atau arus uang. Lazim orang kaya mendatangkan uang dari aset yang dimilikinya, bukan lagi bekerja, tapi bisnis atau usahanya yang dikembangkan. Asetnya berupa saham, obligasi, real estat, bisnis, ternak, tani, dsb. Sehingga lahir pemasukan berupa dividen, bunga, sewa, keuntungan dari aset yang telah di buatnya dalam sekian lama.
Umumnya, orang kebanyakan yang kita dapatkan adalah seperti cerita berikut; para pencari impian keuangan berubah menjadi mimpi buruk keuangan. Ada seseorang yang baru lulus kuliah masih muda, dan bekerja sebagai pegawai kantoran kemudian mendapatkan pemasukan. Lalu pengeluaran untuk hidupnya kecil, kemudian menikah dengan gadis pujaan hatinya dan sudah bekerja pula. Pekerjaan gadis pujaan hatinya kurang lebih hampir sama. Sehingga pamasukannya dobel, pemasukan semakin meningkat. Karena lagi di mabuk cinta, sedikit berhura-hura. Lalu kemudian ada keinginan mereka untuk mencicil rumah sederhana, lahir lah beban kehidupan, selain beban, juga pengeluaran menjadi meningkat. Pemasukan terus konstan, sama-sama setiap waktunya, tidak ada perubahan. Kemudian suaminya memutuskan untuk melanjutkan studi, guna untuk mengubah hidup, menjadi hidup yang lebih layak. Setelah suami lulus, naik jabatan, dan kemudian pemasukan bertambah. Lahir sebuah keinginan lain dari rumah tangga untuk membeli mobil, dan mencicil lagi. Sehingga beban dan pengeluaran dalam hidupnya selalu seimbang. Lepas dari rumah sederhana membeli rumah lebih besar, dan mobil lebih mewah. Hingga arus uang atau arus kas keluarga tidak teratur dengan baik. Keseimbangan antar pemasukan dan pengeluaran adalah katagori dari seseorang dengan kelas menengah. Seperti halnya sirkulari pompa air dalam Akuarium, keluar masuk; keluar masuk; keluar masuk; begitu seterusnya. Tidak ada ujungnya, konstan dan tidak menemukan titik kemakmuran apalagi kesejahteraan. Dan aset pun tidak diperhatikan.

Timbul pertanyaan, mengapa orang kaya semakin kaya? Orang kaya awalnya dari pekerjaan.  Mereka memiliki pemasukan, tapi ada kelebihan pemasukan bagi mereka bukan untuk barang hura-hura, kesenangan semata. Tapi digunakan untuk membeli aset, hasilnya dia memperkecil beban, sehingga pengeluaran kecil. Ini yang namanya menunda kenyamanan, aset kemudian dapat memberikan ia pemasukan. Dari hasil pemasukan aset yang didapatkan, kemudian mendapatkan keuntungan dan di belikan aset lagi, dapat keuntungan di belikan aset lagi; begitu terus menerus berulang-ulang. Aset bisa berupa bangunan, tanah, bahan yang bisa dijual, produksi ternak atau hasil tanam, dan sejenisnya. Demikian seterusnya, sehingga asetnya meningkat dan pemasukannya banyak. Pada akhirnya orang itu tidak lagi bekerja untuk mencari uang. Dan hanya cukup bekerja mengkontrol, dan membangun aset yang telah dimilikinya. Lalu mengembangkan aset untuk menambah dan menambah kekayaanya. Jadi kebanyaakan orang kaya tidak lagi fokus pada uang, tapi berfokus pada keluarga. Karena sejatinya uang telah datang dengan sendirinya dari aset yang dimiliki, yang kemudian dikelolah, mengembangkan aset, dan mengurus aset saja. Begitulah perkerjaan orang kaya. Dari sini buka mainset kita tentang pendapatan, beban, pengeluaran, dan aset. Setidaknya kita paham arus uang kedepannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar