Kamis, 07 Juni 2018

Dari Poli THT, Hingga ke Poli Mata

Hari ini tertanggal, enam Juni duaribu delapan belas. Aku akan berbagi kisah nyata tentang apa yang aku alami seharian penuh di rumah sakit. semuanya berawal dari sakit ku yang aku sampaikan, dan sempat aku tulis tapi tidak cukup waktu untuk aku posting, tapi intinya sakitku yang aku derita karena kurang spesifik untuk menelaah seperti apa. Jatuh akhirnya setelah sekian tahun ketahuan akar dari permasalahan. Setidaknya itu simpulan yang aku dapatkan hari ini. Entah kedepan seperti apa? Akupun tidak cukup mengetahui.


Awalnya, tertanggal lima Juni duaribu delapan belas aku pergi ke puskesmas untuk mendapatkan rujukan ke rumah sakit. karena aku merasa tidak nyaman dengan kondisi yang aku alami, pertama hidung ku selalu mengeluarkan lendir alias influenza. Kedua, telinga berdering sebelah kiri disertai dengan berjalan bergoyang. Ketiga, batuk yang menyertai. Dan semuanya itu aku rasakan seperti tidak nyaman sekali.

Setelah mendapatkan rujukan, aku di diagnosis oleh dokter umum untuk dirujuk ke Rumah Sakit Umum, dan pilihanku ke rumah sakit waluyojati kraksaan. Dan pertama kali kesini sekitar bulan februari. Itu ke spesialis dalam, dan karena keluhan muntah dan mual akhirnya memutuskan ke rumah sakit yang sama. Dan setelah beberapa minggu, akhirnya sakit yang aku derita kemudian mulai meringan dan teratasi. Puji syukurku terhadap Tuhan YME. Karena atas karunia Dia semuanya bisa berjalan sedemikian hingga, sesuai dengan arahan dan keinginan jalur Tuhan ini. Semua aku jalani dengan senang dan tanpa ada sedikitpun rasa sedih. Dan tidak ada sebab yang melatar belakangi semuanya.


Kembali pada subtansi judul diatas, akhirnya aku berangkat dari rumah sekitar pukul sembilan pagi. Dan dari rumah sebenarnya aku mulai timbul rasa malas untuk ke rumah sakit, karena memang tidak terbiasa. Setidaknya itu alasan pertama. Dan bukan menjadi lokasi yang cocok untuk menjadi tempat berkunjung. Itu alasanku yang kedua. Karena aku tahu kalau tidak sakit tentu tujuan lainnya adalah berkunjung ke kerabat atau saudara yang sedang kesulitan, maksudnya saudara yang sedang opname di rumah sakit. Setidaknya dua hal itu yang menjadi alasan utama untuk berkunjung ke rumah sakit. Dan setelah mendapatkan surat rujukan dari puskesmas aku menuju langsung ke rumah sakit. kenapa aku minta rujukan? karena aku menggunakan BPJS, jadi alurnya memang dari faskes 1 (fasilitas kesehatan pertama). Lalu aku mandi, dan lanjut aku ganti baju kemudian langsung pergi ke rumah sakit. Dengan ditemani sepeda motor kebanggaanku supra X 125R, akhirnya aku sampai dirumah sakit sekitar pukul sepuluh siang. Kemudian aku ambil nomor antrian, dan aku pun mendapatkan nomor antrean yang lumayan besar, sudah angka tiga yakni seratus sembilan puluh sembilan. Wah, besar banget.
Kira-kira pukul sebelas duabelas siang,  aku terpanggil dan masuk kedalam ruang dokter. Lalu di diagnosis keluhan utamanya seperti apa? Aku terangkan kalau pusing, gagal keseimbangan, pilek, batuk, dan telinga bagian  kiri berdering. Setelah di diagnosis demikian, kemudian dokter langsung membimbing aku untuk langsung ke tempat duduk khusus THT, semacam tempat duduk biasa, tetapi pengaturan kursinya dinaikan sehingga mempermudah untuk mengintip  telinga. Kira-kira tingginya dinaikan setinggi satu meter, dan mudah untuk mengintip saat sebuah alat dimasukkan kedalam telinga.

Dan pertama yang aku rasakan serasa lucu begitu ditelinga. Dimasukan alat telinga kanan dan kiri. Rasanya serasa di masukan cattonbot, satu yang aku rasakan geli. Untuk rasa sakit? tidak ada sama sekali rasa sakit. cuman serasa ada corongan yang masuk kedalam telinga, dan bunyinya lebih nyaring saat mendengar sesuatu dari luar. Mungkin karena diberikan olesan minyak, yang membuat lancar saat masuk dan keluar. Setelah selesai, aku disarankan untuk turun dari tempat duduk yang unik barusan. Dan kemudian berkonsultasi dengan dokter. Ketika aku bilang pusing dan berayun, kemudian dokter memberikan arahan kalau kemungkinan banyak faktor yang bisa menganggu terjadinya pusing tadi. Ditanya secara spontan dan gamblang, bagaimana dengan kondisi mata? Dan aku jawab memang sedikit ada otot mata yang lumayan tidak enak. Kemudian, sama dokter THT langsung disarankan untuk ke klinik Mata. Dan tanpa ada komplain apapun, aku menerima apa saja yang menjadi saran dari dokter THT. Tahu tidak? Apa yang ditulis sebagai bahan konsultasi? Ternyata dengan tulisan yang sebegitu bagusnya, kemudian doter tulis keluhan vertigo. Sebenarnya, aku sendiri tidak begitu tahu vertigo sakitnya seperti apa? Cuman yang aku rasakan berayun dan jalan tidak seimbang. Begitu saja, tapi ini berangsur angsur lama.

Selanjutnya, aku dari klinik THT, membawa beberapa bahan yang aku bawa untuk ke klinik Mata. Sesampainya di klinik mata, aku dipasangkan beberapa lensa. Gunanya untuk membantu membaca, setelah kurang lebih susah untuk mendapatkan lensa yang tepat. Kemudian dokter di klinik mata langsung membimbing ke arah periksa mata. Dan akhirnya ditemukan kalau aku mengalami gangguan mata, dengan bantuan kacamata silinder -100 kanan dan -100 kiri. Sebenarnya seimbang, tapi kenapa bikin kepala berjalan berayun dan pusing. Sesampainya disana, pembantu dokter bingung, karena keluhan pertama dari THT dan kemudian pergi ke Mata. Dan menelpon bagian administrasi, dan akhirnya setelah berkoordinasi via telepon dan mendapatkan jawaban beberapa menit untuk menunggu. Dan akhirnya bisa diklaim untuk mata yang sakit. dan akhirnya aku mendapatkan surat klaim itu, di arahkan untuk kembali ke loket pertama. Dan bertemu ibu nyoman. Akhirnya aku mendapatkan dan menemukan ibu tadi, selang sepuluh sampai lima belas menit akhirnya aku mendapatkan klaim untuk kacamataku. Dan hanya memberikan informasi, dan kemungkinan kalian pula sudah mengetahuinya. Saya ikutan BPJS kelas tiga dengan potongan biaya sebesar seratus lima puluh ribu, untuk kelas dua dapat potongan BPJS sebesar duaratus ribu, dan untuk kelas pertama mendapatkan potongan tigaratus ribu. Semuanya itu berdasarkan kelasnya, sehingga untuk klaim membeli kacamata yang ada di optik tercover sesuai dengan tingkatan kelas yang kita ikuti.

Habis dari ruang bawah untuk mendapatkan legislasi dan alhamdulillah tidak repot, kemudian aku menunggu untuk obat THT-ku. Hal inilah yang paling lama aku tunggu, hampir tiga jam lebih untuk mendapatkan obatku ini. Dan ketika sudah mencapai pukul tiga sore, akhirnya aku memaksa diri untuk bertemu dengan petugas loket dan menanyakan sudah ada atau tidak obat yang dipesan. Dan setelah kupon ku diterima, akhirnya aku menerima obat yang dapat dari dokter. Setelah selesai, sekitar pukul lima aku menuju ke optik sinar jaya kraksaan untuk membuat kacamata. Dan alhamdulillah semuanya berjalan dengan lancar, dan tidak ada hambatan sedikitpun. Aku pikir untuk mendapatkan kacamata harus menunggu berhari-hari. Ternyata tidak, waktu yang digunakan lumayan singkat. Sekitar dua jam aku mendapatkan kacamata yang aku harapkan. Tanpa pusing memilih frame mata yang dibutuhkan, kemudian aku pilih dengan frame mata sekitar harga duaratus empat puluh ribu rupiah. Setelah itu, aku menentukan axis atau macam kecekungan. Ternyata normal, sembilan puluh dan sembilan puluh lima. Setelah selesai, akhirnya semuanya selesai. Dan sekitar pukul enam aku sampai rumah, jadi seharian penuh aku melakukan pekerjaan di rumah sakit.

2 komentar:

  1. Biar tambah handsome ya😎😎

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin. Tapi ndak enak sih pake kacamata, macam ganggu gtu mbak Eni 😎 🤓

      Hapus